2025 jadi tahun kelahiran generasi Beta, kenali karakteristik hingga hal uniknya

David Sumilat
Penulis: David Sumilat Editor: david
Ilustrasi seorang bayi yang lahir di Generasi Beta pada tahun 2025. (Foto: Pexels/Pixabay)

ZONAUTARA.com – Setelah generasi Z, dunia menyambut lahirnya generasi baru yang dikenal sebagai Generasi Beta.

Generasi ini mencakup anak-anak yang lahir pada tahun 2025 hingga 2040, dan mereka diprediksi akan hidup dalam dunia yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya.

Era Generasi Beta ditandai dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, perkembangan kecerdasan buatan, dan tantangan global yang semakin kompleks.

Generasi Beta tidak hanya menjadi penerus generasi sebelumnya, tetapi juga akan menjadi pelopor dalam berbagai perubahan sosial, ekonomi, dan budaya.

Artikel ini akan membahas definisi Generasi Beta, karakteristik utama mereka, faktor-faktor yang membentuk mereka, serta dampaknya pada masyarakat global.

Tahun 2025 menjadi awal kelahiran Generasi Beta, sekaligus mengganti generasi-generasi sebelumnya yakni Gen Alpha dan Gen Z.

Pada umumnya, istilah generasi merujuk pada pengelompokan orang yang lahir dari kurun waktu tertentu.

Seorang bayi yang dianggap sebagai Gen Beta, dapat diketahui ketika dirinya lahir sejak 1 Januari 2025 hingga 31 Desember 2039 mendatang.

Sebuah penamaan generasi yang telah dimulai pada 1901 silam, kala itu generasi pertama disebut sebagai Greatest Generation (1901-1927).

Gen Beta menjadi generasi ke-7, sebelumnya diisi oleh Gen Alpha (2013-2024) dan Gen Z (1997-2012).

Kelahiran generasi baru pada tahun 2025 ini juga diprediksi akan tumbuh dalam dunia yang digerakkan oleh teknologi.

Definisi Generasi Beta

Generasi Beta adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok manusia yang lahir antara tahun 2025 hingga 2040.

Istilah ini pertama kali digunakan oleh para futurologis untuk memberikan identitas kepada generasi baru yang tumbuh di era digital tingkat lanjut.

Nama “Beta” diambil dari istilah teknologi yang menggambarkan tahap uji coba, yang merepresentasikan dunia yang sedang mengalami transformasi besar.

Perkembangan AI hingga Dinamika Global

Dilansir dari Only My Health, Gen Beta akan mengulik lebih banyak mengetahui tentang kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai bidang.

Peneliti sosial, Mark McCrindle memprediksi Gen Beta akan mencapai 16 persen dari populasi global pada tahun 2035.

Gen Beta juga akan menghadapi tantangan unik seperti perubahan karakteristik pencarian identitas diri dengan dinamika global yang dipenuhi teknologi.

“Generasi anyar ini akan mencari jati diri mereka berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh dari lanskap teknologi yang terus berkembang,” sebut Mark dalam artikel Only My Health yang tayang pada 31 Desember 2024 lalu.

Karakteristik Gen Beta

Dalam kesempatan yang sama, Mark juga menuturkan karakteristik Gen Beta yang diprediksi akan memperlihatkan keunikan tersendiri.

Pertama, generasi baru ini akan mahir dalam teknologi sebab mereka tumbuh dengan perkembangan AI hingga membuat mereka sangat fasih dalam memanfaatkan perangkat digital.

Kedua, kesadaran sosial generasi ini akan lebih cenderung menuju ke perubahan iklim dan kesenjangan sosial.

Mark mengungkap hal menarik dari Gen Beta ini dengan memprediksi gaya hidup mereka yang cenderung berbau teknologi terbarukan.

“Mereka (Gen Beta) mungkin akan menyadari isu global seperti perubahan iklim dan kesenjangan sosial,” terang Mark.

“Bukan tidak mungkin jika mereka juga akan banyak memilih gaya hidup yang berbau teknologi terbarukan dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Mewarisi Kesukaan Kuliner Orang Tuanya

Majalah Forbes, menyoroti hal menarik dari Gen Beta terkait dunia makanan.

“Ini bukan tentang memprediksi makanan favorit atau tradisi kuliner Beta, tapi mengenali unsur yang membentuk dunia makanan mereka,” tulis Forbes dalam artikel yang tayang pada 2 Januari 2025.

Forbes juga menuturkan, Gen Beta akan terbentuk dari kebiasaan pilihan kuliner orang tua mereka yang paling tua lahir sebagai Gen Milenial (1981-1996).

Gen Beta diprediksi akan menciptakan gagasan baru dalam dunia kuliner dari pengamatan terhadap kesukaan orang tua mereka.

“Kondisi awal akan menciptakan hal-hal baru dalam dunia kuliner berdasarkan identitas makanan versi mereka sendiri,” ungkap Forbes.

Berkaca dari hal itu, pada era teknologi masa kini terkhusus di media sosial (medsos) juga terdapat istilah-istilah viral yang muncul dari generasi sebelum Beta, yakni Gen Z dan Gan Alpha.

Istilah yang Pernah Viral di Era Gen Z dan Alpha

Kata-kata seperti demure dan brain rot adalah salah satu istilah yang viral pada era Gen Z. Sementara Gen Alpha, lebih suka menuturkan istilah berdasarkan viralitas di medsos seperti skibidi dan sigma. Berikut ini ulasan selengkapnya:

1. Gen Z

    Pertama, adalah istilah ‘demure’ yang acapkali disebut Gen Z di medsos. Hal itu berarti tentang seseorang yang pendiam, pemalu, atau cenderung terkesan sopan terhadap orang lain.

    Kemudian, Gen Z juga kerap ‘Let Them Cook’ yang merupakan ungkapan untuk memberikan perintah ‘biarkan mereka melakukan tugasnya’.

    Gen Z juga kerap menyebut istilah ‘Brain Rot’ yang merujuk pada dampak negatif konsumsi konten berkualitas rendah, terutama di medsos.

    2. Gen Alpha

    Generasi yang paling dekat dengan Gen Beta ini lebih cenderung menggunakan istilah populer yang ditemukan di medsos.

    Contohnya, ‘Skibidi’ yang muncul dalam sebuah lagu berbahasa Arab dari serial YouTube Skibidi Toilet kreasi Alexey Gerasimov.

    Mulanya, skibidi tidak memiliki arti spesifik, namun kata ini berkembang menjadi istilah gaul Gen Alpha yang berarti ‘buruk atau keren tergantung konteksnya’.

    Gen Alpha juga cenderung menyebut ‘Sigma’ dalam pergaulan. Mereka akan mengungkap istilah itu bagi sesuatu yang dinilai bagus, populer, dan dominan.

    ***



    Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



    Share This Article
    Follow:
    Pewarta yang menggeluti jurnalisme data, lingkungan, dan lainnya, telah menjelajahi berbagai aspek jurnalistik selama lebih dari 10 tahun.
    Leave a Comment

    Leave a Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.