Bagaimana nasib bendera Apollo yang tertinggal di bulan?

David Sumilat
Penulis:
Editor: david
Bendera bulan Apollo terus menarik perhatian para penggemar dan peneliti luar angkasa. (Foto: Wikimedia)

ZONAUTARA.com – Bendera Amerika Serikat yang ditancapkan selama misi Apollo di bulan terus menjadi topik menarik bagi penggemar dan peneliti antariksa.

Sebanyak enam bendera dipasang sebagai simbol keberhasilan Amerika Serikat dalam eksplorasi luar angkasa antara tahun 1969 hingga 1972.

Namun, kondisi bendera-bendera ini menjadi perhatian karena lingkungan bulan yang ekstrem, yang mencakup suhu sangat tinggi dan rendah, ketiadaan atmosfer, serta paparan sinar matahari langsung tanpa penyaringan.

Ketahanan bendera nilon ini setelah lebih dari lima dekade menjadi subjek keingintahuan dan penelitian ilmiah.

Desain Khusus untuk Lingkungan Bulan

Misi Apollo tidak hanya menjadi tonggak sejarah eksplorasi antariksa, tetapi juga menampilkan inovasi desain untuk menghadapi tantangan lingkungan bulan.

Menurut laporan kontraktor NASA berjudul Where No Flag Has Gone Before, yang disusun oleh Anne Platoff, dikutip dari situs gadget360.com ,desain bendera ini memperhitungkan berbagai aspek unik.

Salah satu fitur utama adalah penambahan palang horizontal untuk menjaga bendera tetap terbuka, mengingat tidak adanya angin di bulan.

Pertimbangan lain mencakup berat bendera yang ringan, daya tahan terhadap panas ekstrem, dan kemudahan pemasangan oleh astronot yang mengenakan pakaian antariksa tebal.

Sebagai contoh, bendera Apollo 11, yang dibeli di Houston dengan harga hanya $5,50, hanya dapat ditancapkan beberapa inci ke permukaan bulan yang padat, sebagaimana dicatat oleh astronot Buzz Aldrin.

Dampak Lingkungan Bulan terhadap Bendera

Lingkungan bulan yang keras memberikan tantangan besar terhadap keberlanjutan bahan nilon yang digunakan pada bendera Apollo.

Anne Platoff, sejarawan dan pustakawan di University of California, Santa Barbara, mengungkapkan bahwa sinar matahari yang intens di bulan kemungkinan menyebabkan bendera tersebut mengalami kerusakan.

Fenomena ini dikenal sebagai “pembusukan matahari,” di mana paparan radiasi ultraviolet dalam waktu lama dapat melemahkan bahan sintetis seperti nilon.

Selain itu, dampak mikrometeoroid juga dapat berkontribusi pada kerusakan fisik bendera.

Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa bendera-bendera ini mungkin telah memutih akibat degradasi material, meskipun Platoff menyatakan bahwa proses kimia di bulan tetap menjadi misteri.

Simbolisme dan Warisan Abadi

Meskipun kemungkinan bendera Apollo telah mengalami kerusakan fisik, nilai simbolisnya tetap abadi.

Bendera-bendera ini menjadi lambang pencapaian luar biasa umat manusia dalam eksplorasi antariksa.

Dalam penelitiannya, Platoff menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dan semangat inovasi yang melatarbelakangi pendaratan manusia di bulan.

Namun, masih ada sebagian kecil orang yang meragukan keaslian misi Apollo.

Kritik semacam ini, menurut Platoff, menekankan perlunya pemikiran kritis dan literasi sains, mengingat bukti yang kuat dan berlimpah mendukung keberhasilan misi ini.

***



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Follow:
Pewarta yang menggeluti jurnalisme data, lingkungan, dan lainnya, telah menjelajahi berbagai aspek jurnalistik selama lebih dari 10 tahun.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.