Penemuan terbaru ungkap petunjuk tentang pembentukan Bulan dan asal usul air di Bumi

David Sumilat
Penulis:
Editor: david
Penggambaran bentuk bulan. (Foto: Ilustrasi Pexels.com/Foto Vũ Bụi)

ZONAUTARA.com – Pembentukan bulan dan asal usul air di Bumi telah lama menjadi misteri yang menarik perhatian ilmuwan.

Penelitian terkini yang dilakukan oleh tim dari Universitas Göttingen dan Institut Max Planck untuk Penelitian Tata Surya (MPS) mengungkap fakta baru yang menantang teori lama.

Berdasarkan analisis isotop oksigen dari sampel bulan dan Bumi, para peneliti menemukan bahwa bulan kemungkinan besar terbentuk dari material mantel Bumi, bukan dari protoplanet Theia seperti yang selama ini dipercaya.

Penemuan ini juga memiliki implikasi penting terhadap pemahaman tentang asal usul air di planet kita.

Penelitian Mendalam Tentang Pembentukan Bulan

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences memberikan gambaran baru tentang proses pembentukan bulan.

Penelitian ini melibatkan analisis isotop oksigen dari 14 sampel bulan dan 191 pengukuran sampel Bumi menggunakan teknologi fluorinasi laser.

Hasilnya menunjukkan kesamaan isotop oksigen-17 yang sangat dekat antara bulan dan Bumi.

Temuan ini bertentangan dengan teori lama yang menyatakan bahwa bulan terbentuk sebagian besar dari material protoplanet Theia, yang diyakini bertabrakan dengan Bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu.

Menurut Profesor Andreas Pack, Direktur Pelaksana Pusat Geosains Universitas Göttingen, tabrakan Theia mungkin telah menghilangkan sebagian besar mantel planet tersebut, menyisakan “bola meriam logam” yang berkontribusi kecil terhadap pembentukan bulan.

Sebaliknya, material mantel Bumi yang terlontar akibat tabrakan diperkirakan menjadi komponen utama bulan.

Implikasi Terhadap Asal Usul Air di Bumi

Penemuan ini juga mengubah cara pandang ilmuwan tentang asal usul air di Bumi. Teori yang paling banyak diterima sebelumnya, dikenal sebagai Late Veneer Event, menyatakan bahwa air tiba di Bumi setelah pembentukan bulan melalui dampak meteorit atau komet.

Namun, analisis isotop yang sama menunjukkan bahwa banyak jenis meteorit tidak mungkin menjadi sumber utama air di Bumi.

Menurut Meike Fischer, penulis utama studi ini, konsistensi isotop antara Bumi dan bulan mengesampingkan sebagian besar meteorit sebagai kandidat pembawa air.

Kondrit enstatit, jenis meteorit yang memiliki kemiripan isotopik dengan Bumi dan mengandung air dalam jumlah cukup, kini dipertimbangkan sebagai sumber utama air di planet ini.

Pentingnya Temuan Ini Bagi Pemahaman Evolusi Planet

Temuan baru ini tidak hanya mengubah teori pembentukan bulan, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang sejarah evolusi Bumi.

Fakta bahwa bulan dan Bumi memiliki komposisi isotop yang hampir identik menunjukkan keterkaitan erat dalam proses pembentukan keduanya.

Pemahaman tentang asal usul air juga menjadi kunci dalam memahami kemampuan Bumi mendukung kehidupan.

Jika air berasal dari kondrit enstatit, ini berarti Bumi memiliki potensi untuk mengembangkan air jauh lebih awal dalam sejarahnya daripada yang sebelumnya diperkirakan.

***



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Follow:
Pewarta yang menggeluti jurnalisme data, lingkungan, dan lainnya, telah menjelajahi berbagai aspek jurnalistik selama lebih dari 10 tahun.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.