ZONAUTARA.com — Menyambut bulan suci Ramadhan, masyarakat Desa Tobayagan, Pinolosian Tengah, Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) tetap setia melestarikan tradisi turun-temurun yang dikenal sebagai mongimbalu’ kon bulan (bahasa Mongondow) yang artinya tegur bulan ramadhan atau biasa disebut dengan menjemput bulan puasa.
Tradisi ini berupa ritual mandi bersama di sungai atau sumber air alami sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki bulan puasa.
Ritual mongimbalu’ kon bulan dilakukan pada sore hari sebelum Ramadhan tiba. Dalam prosesi ini, seorang tokoh yang dihormati di desa, seperti imam atau tetua kampung, akan menyiramkan air kepada warga sebagai bagian dari ritual.
Livia Bantu, salah satu warga Desa Tobayagan, mengatakan bahwa tradisi ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat sejak dulu.
“Kami dari kecil memang sudah terbiasa dengan tradisi ini. Ini bukan hanya sekadar mandi biasa, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam,” ungkap Livia.
Menurutnya, masyarakat percaya bahwa ritual ini bukan sekadar membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga membersihkan hati dan pikiran agar memasuki Ramadhan dengan kondisi yang suci dan penuh keberkahan.
“Kebiasaan ini dilakukan saat sore menjelang Ramadhan, sebagai bentuk penyucian diri agar siap menjalani ibadah puasa,” tambahnya.
Pelaksanaan mongimbalu’ kon bulan diwarnai suasana kebersamaan yang kental. Anak-anak, remaja, hingga orang tua berbondong-bondong menuju sungai atau sumber mata air terdekat.
Mereka mandi bersama sambil berbincang dan bercengkerama, menciptakan kehangatan sebelum memasuki bulan penuh ibadah.
Tradisi ini menjadi bagian dari warisan budaya yang terus dijaga oleh masyarakat Tobayagan.
Meski zaman terus berkembang, mereka tetap berupaya melestarikannya sebagai identitas dan kearifan lokal yang memperkuat nilai kebersamaan serta spiritualitas menjelang Ramadhan.