Analisis Kelistrikan Sulawesi Utara 2024: Antara lonjakan produksi dan tantangan distribusi

Meski produksi listrik Sulawesi Utara meningkat, tantangan utama tetap ada pada distribusi yang tidak merata dan tingginya susut energi.

Ronny Adolof Buol
Editor: Redaktur

ZONAUTARA.com – Sulawesi Utara (Sulut) mencatat produksi listrik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir pada 2024, mencapai 2,36 miliar KWh. Namun, di balik angka yang mengesankan itu, tersimpan sejumlah tantangan diantaranya penurunan pelanggan listrik hingga 11,27% dan tingginya susut energi di beberapa wilayah.

Data dari PT. PLN Wilayah VII Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo yang dibaca dari Buku Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Volume 38, 2025 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, mengungkap bahwa meski pasokan listrik melimpah, distribusi yang tidak merata dan inefisiensi jaringan masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Analisa data Zonautara kali ini akan mengupas dinamika kelistrikan di Sulawesi Utara, mulai dari produksi, distribusi, hingga tren pelanggan.

Produksi listrik capai rekor, tapi tidak merata

Pada 2024, Sulawesi Utara memproduksi 2.356.790.620 KWh listrik, naik dibanding tahun sebelumnya. Namun, produksi ini terkonsentrasi di beberapa wilayah, sementara daerah lain masih bergantung pada pasokan terbatas.


Tabel 1: Produksi listrik di Seluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara (2024)

No.Kabupaten/KotaDaya Terpasang (KW)Produksi Listrik (KWh)% dari TotalKeterangan
1Bolaang Mongondow42,335.0580,115,907.013.40%
2Minahasa37,037.60130,313,285.115.53%
3Kepulauan Sangihe55,530.2956,080,092.662.38%Produksi terendah ke-3
4Kepulauan Talaud36,450.4638,283,292.761.62%Produksi terendah ke-2
5Minahasa Selatan66,893.35222,309,142.879.43%Produsen utama ke-4
6Minahasa Utara172,438.20366,638,305.9515.56%Produsen utama ke-2
7Bolaang Mongondow Utara25,655.1542,009,482.701.78%
8Kepulauan Siau Tagulandang Biaro28,894.2527,209,116.001.15%Produksi terendah
9Minahasa Tenggara36,166.4052,653,152.362.23%
10Bolaang Mongondow Selatan15,716.2524,823,459.201.05%
11Bolaang Mongondow Timur28,655.9041,026,117.951.74%
12Manado408,670.17775,665,987.5432.91%Produsen utama
13Bitung194,454.15326,035,085.9313.83%Produsen utama ke-3
14Tomohon60,686.9555,021,983.752.33%
15Kotamobagu82,172.70118,606,208.645.03%

Dari data di atas terlihat produksi listrik didominasi wilayah perkotaan. Manado menyumbang 32.91% produksi total atau sebesar 775.6 juta KWh. Diikuti Bitung dan Minahasa Utara bersama-sama menyumbang 29.39%.

Kesenjangan terlihat di 5 kabupaten kepulauan yang hanya menyumbang <8% produksi total. Kabuopaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) hanya mampo memproduksi 27.2 juta KWh (terendah).

Distribusi listrik: Masalah susut energi dan inefisiensi

Dari total produksi, hanya 1,93 miliar KWh (82%) yang berhasil dijual ke pelanggan. Sebanyak 12,4 juta KWh digunakan untuk operasional PLN, sementara sisanya hilang dalam proses distribusi.

Wilayah dengan susut energi tertinggi

Beberapa daerah mencatat angka susut listrik yang mengkhawatirkan:

  • Minahasa mengalami susut sebesar 16,08%
  • Minahasa Tenggara (10,65%)
  • Minahasa Selatan (10,27%)
  • Kotamobagu (10,43%)

Tingginya susut energi ini diduga disebabkan oleh jaringan transmisi yang sudah tua dan faktor teknis lainnya. Yang menarik, Bolaang Mongondow Utara justru mencatat susut negatif yakni sebesar -30,52%, kemungkinan karena kelebihan pasokan dari tahun sebelumnya.

Tabel 2: Tingkat susut/hilang listrik di Sulawesi Utara (2024)

No.Kabupaten/KotaListrik Terjual (KWh)Susut/Hilang (%)Keterangan
1Bolaang Mongondow70.817.487,59Tidak ada data susut
2Minahasa47.975.984,9416,08Tertinggi ke-1
3Kepulauan Sangihe53.906.981,03Tidak ada data susut
4Kepulauan Talaud37.515.418,32Tidak ada data susut
5Minahasa Selatan113.341.319,8910,27Tertinggi ke-3
6Minahasa Utara335.241.901,707,77
7Bolaang Mongondow Utara57.644.302,17-30,52Kelebihan pasokan
8Kepulauan Siau Tagulandang Biaro25.745.900,08Tidak ada data susut
9Minahasa Tenggara49.485.470,0210,65Tertinggi ke-2
10Bolaang Mongondow Selatan25.299.686,336,10
11Bolaang Mongondow Timur41.315.428,854,21
12Manado590.665.844,49Tidak ada data susut
13Bitung315.111.474,398,75
14Tomohon53.460.465,807,34
15Kotamobagu116.276.280,1610,43Tertinggi ke-4

Tren pelanggan listrik: Penurunan signifikan di perkotaan

Jumlah pelanggan listrik di Sulawesi Utara turun dari 812.820 pelanggan pada tahun 2023 menjadi hanya 721.202 pada tahun 2024, atau mengalami penurunan sebesar 11,27%. Beberapa wilayah mengalami penurunan yang cukup drastis.

Tabel 3: Perubahan jumlah pelanggan listrik di Sulawesi Utara (2023 vs 2024)

No.Kabupaten/KotaPelanggan 2023Pelanggan 2024Perubahan (Jumlah)Perubahan (%)Keterangan
1Bolaang Mongondow45,51447,029+1,515+3.33%Kenaikan tertinggi ke-2
2Minahasa80,24530,986-49,259-61.39%Penurunan paling drastis
3Kepulauan Sangihe42,95744,162+1,205+2.81%
4Kepulauan Talaud28,10028,839+739+2.63%
5Minahasa Selatan64,97745,698-19,279-29.67%Penurunan signifikan
6Minahasa Utara67,01771,390+4,373+6.53%Kenaikan tertinggi
7Bolaang Mongondow Utara27,31028,019+709+2.60%
8Kepulauan Siau Tagulandang Biaro21,89522,565+670+3.06%
9Minahasa Tenggara33,09034,321+1,231+3.72%
10Bolaang Mongondow Selatan16,89717,813+916+5.42%Kenaikan tertinggi ke-3
11Bolaang Mongondow Timur26,75227,740+988+3.69%
12Manado204,038162,838-41,200-20.19%Penurunan terbesar kedua
13Bitung66,16769,054+2,887+4.36%
14Tomohon32,06733,290+1,223+3.81%
15Kotamobagu55,79457,458+1,664+2.98%

Analisis tren pelanggan listrik di Sulawesi Utara

Penurunan paling signifikan terjadi di Minahasa yang kehilangan 61.39% pelanggan yakni sebesar 49,259 pelanggan. (Belum ditemukkan penjelasan soal perubahan data pelanggan yang sangat besar ini-red). Kemudian diikuti Minahasa Selatan yang berkurang 29.67% (19,279 pelanggan) serta Kota Manado yang turun 20.19% (41,200 pelanggan).

Pertumbuhan positif terjadi di Minahasa Utara yang bertumbuh sebesar +6.53% dan Bolaang Mongondow Selatan seebsar +5.42%. Terdapat 10 dari 15 daerah yang mengalami kenaikan pelanggan.

Dari data diatas dterlihat bahwa wilayah perkotaan besar seperti Manado mengalami penurunan pelanggan, sementara daerah penyangga dan pedesaan justru tumbuh positif.

Rasio elektrifikasi capai 99,99%, tapi kualitas masih jadi tantangan

Secara statistik, rasio elektrifikasi Sulawesi Utara hampir 100%. Namun, angka ini tidak mencerminkan kualitas pasokan listrik.

Beberapa masalah yang masih sering terjadi antara lain pemadaman bergilir di daerah terpencil, ketergantungan tinggi pada interkoneksi Sulutgo (Manado-Gorontalo-Kotamobagu) dan infrastruktur yang belum memadai di kepulauan seperti di Sitaro, Sangihe dan Talaud.

Kesimpulan dan rekomendasi

Meski produksi listrik Sulawesi Utara meningkat, tantangan utama tetap ada pada distribusi yang tidak merata dan tingginya susut energi.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh PLN antara lain memperbaiki jaringan distribusi untuk mengurangi susut listrik, meningkatkan kapasitas pembangkit di daerah terpencil seperti kepulauan dan mendorong efisiensi energi melalui teknologi smart grid.

    Bekerja sebagai jurnalis lebih dari 20 tahun terakhir. Sebelum mendirikan Zonautara.com bekerja selama 8 tahun di Kompas.com. Selain menjadi jurnalis juga menjadi trainer untuk digital security, literasi digital, cek fakta dan trainer jurnalistik.
    Leave a Comment

    Leave a Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com