ZONAUTARA.com – Hari Jumat, 23 Mei 2025, merupakan hari terakhir kami di Maluku. Setelah break, Bang Adi Marsiela menanyakan catatan perjalananku, dan teman-teman lain juga menanyakan hal yang sama. Saat itu, saya duduk di sebelah Bang Jenderal, seorang wartawan asal Ambon, yang membuat gerakan tambahant tak terduga, saat ia melaburi brownies dengan saos. “Bang, tak sakit perutkah?” tanyaku. “Enak ini,” ucapnya.
Setelah coffe break itu, kami kemudian masuk kelas dan melanjutkan pelatihan dengan materi “Pertolongan Pertama Psikologis”. Kelompok kami yang terdiri dari saya, Bang Jenderal, Bang Arya, dan Kak Priska mempresentasikan materi kami yang telah kami dapat di hari-hari sebelumnya. Kami mensimulasikan kejadian pelemparan bom molotov oleh orang yang tak dikenal yang terjadi di kantor media. Usai presentasi tugas itu, Bang Arya tiba-tiba berpose dan meminta kami berswafoto.
Usai kegiatan, Bang Vico menghampiriku dan kami terlibat cerita tentang Bolaang Mongondow dan Kotamobagu. Bang Vico menuturkan bahwa saat pertama melihat saya, ia merasa kaget karena wajah dan tinggi badanku mirip dengan adik iparnya.
Sesi terakhir kelas kami pukul 17.10, sekaligus menjadi sesi paling terakhir dari seluruh rangkaian pelatihan yang digelar oleh PPMN ini. Pada sesi ini kami diminta menyampaikan pesan dan kesan serta saran. Saya ikut mengambil bagian dengan memberi saran rolling teman sekamar agar bisa saling kenal lebih dekat. Tentu yang sesama jenis. Pada pelatihan ini kami mendapat fasilitas kamar twins.
Setelahnya, kami mengabadikan kebersamaan dengan berfoto bersama, saling berpelukan, dan saling mengucapkan salam perpisahan. Meski capek kami masih bergembira dengan lagu khas Ambon serta joket khas Indonesia Timur. Seru dan saya bahagia. Indonesia Timur yang manise.