Orang tua perlu membedakan antara membantah dan mengemukakan pendapat

Berdasarkan studi dari University of Virginia yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development, remaja yang sering terlibat dalam diskusi terbuka dengan orang tua lebih mampu menolak tekanan negatif dari teman sebaya.

Neno Karlina Paputungan
Editor: Redaktur
Ilustrasi, (Foto: Pixabay.com).

ZONAUTARA.com – Dalam proses pengasuhan anak, salah satu tantangan yang sering dihadapi orang tua adalah saat anak terlihat tidak setuju dengan apa yang dikatakan kepadanya.

Banyak orang tua secara refleks menganggap hal itu sebagai bentuk pembangkangan atau membantah. Padahal tidak semua ketidaksetujuan anak adalah bentuk perlawanan. Ada kalanya mereka hanya sedang belajar untuk mengemukakan pendapat dan berpikir secara kritis.

Penting bagi orang tua untuk memahami perbedaan antara membantah dan menyampaikan pendapat. Membantah biasanya disertai nada emosi, penolakan kasar, atau ketidaksopanan.

Sementara menyampaikan pendapat dilakukan dengan maksud menyuarakan sudut pandang lain yang bisa jadi berbeda dari pemikiran orang tua. Anak-anak yang terbiasa diberi ruang untuk menyampaikan pikirannya cenderung tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu berkomunikasi dengan sehat.

Berdasarkan studi dari University of Virginia yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development, remaja yang sering terlibat dalam diskusi terbuka dengan orang tua lebih mampu menolak tekanan negatif dari teman sebaya.



Penelitian ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang dibiasakan berdialog dengan orang tuanya sejak kecil cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan yang lebih matang saat dewasa.

Ketika orang tua langsung menilai pendapat anak sebagai bantahan, hal ini bisa menimbulkan ketakutan dalam diri anak untuk berbicara. Dalam jangka panjang, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan sulit menyampaikan perasaan maupun gagasannya.

Sebaliknya, jika anak merasa aman untuk menyampaikan pendapat, mereka akan belajar cara berdialog secara sehat dan menghargai sudut pandang orang lain.

Momen ketika anak mengemukakan pendapat sebenarnya adalah peluang emas untuk orang tua memahami lebih dalam cara berpikir dan perasaan anak. Respon orang tua yang tenang dan terbuka dapat membantu anak memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik tanpa harus memaksakan kehendak. Ini juga menjadi ajang latihan empati dan kompromi dalam keluarga.

Kebiasaan berdialog juga membantu membentuk hubungan emosional yang kuat antara anak dan orang tua. Anak merasa didengar dan dihargai sebagai individu yang utuh.

Di sisi lain, orang tua bisa lebih mudah memandu anak dalam mengambil keputusan yang tepat karena komunikasi dua arah berjalan dengan lancar. Hal ini jauh lebih efektif daripada pendekatan otoriter yang hanya menuntut kepatuhan tanpa ruang untuk diskusi.

Memahami bahwa perbedaan pendapat bukanlah ancaman melainkan bagian dari proses tumbuh kembang anak adalah langkah awal yang penting dalam pengasuhan.

Dengan memberi ruang bagi anak untuk berbicara dan berpikir, orang tua tidak hanya membentuk karakter anak yang kuat tetapi juga menciptakan suasana rumah yang sehat dan penuh penghargaan. Dalam dunia yang terus berubah, kemampuan untuk berpikir kritis dan berkomunikasi terbuka adalah bekal berharga yang bisa dimulai dari rumah.

Suka berkelana ke tempat baru, terutama di alam bebas. Mencintai sastra fiksi dan tradisi. Berminat pada isu-isu ekofeminisme, gender, hak perempuan dan anak. Beberapa kali menerima fellowship liputan mendalam. Tercatat sebagai anggota AJI.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com