980 ribu anak di Indonesia tidak diimunisasi

Capaian imunisasi di 13 Provinsi kurang dari 90 persen dalam tiga tahun terakhir.

Penulis: Indra Umbola
Editor: Neno Karlina Paputungan
Prof Amin Soebandrio dari Departemen Mikrobiologi FKUI (Foto: Zonautara.com/Indra Umbola).

ZONAUTARA.com – Imunisasi kepada anak merupakan hal penting untuk dilakukan. Namun, tak jarang imunisasi justru masih dipandang sebelah mata.

Banyak penyakit yang bisa ditangkal dengan pemberian imunisasi yang komplit kepada anak.

Menurut, Prof Amin Soebandrio dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Umumnya imunisasi terbagi menjadi dua macam, yakni imunisasi alami dan buatan. Masing-masing jenis imunisasi punya cara penerapan berbeda.

Setidaknya ada tiga hal yang bisa dikategorikan sebagai imunisasi alami, yakni innate, maternal, dan subclinical nature exposure.



Innate merujuk pada sistem kekebalan bawaan yang sudah ada sejak lahir. Begitu pula maternal yang merujuk pada sistem kekebalan yang diturunkan dari ibu ke anaknya. Sedangkan, subclinical nature exposure merujuk pada terbentuknya sistem imun karena tanpa sengaja terpapar patogen.

Jenis imunisasi lainnya adalah imunisasi buatan, yakni dilakukan dengan cara vaksinasi.

“Contoh penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin adalah campak, polio, hepatitis B, influenza dan banyak lainnya,” ujar Amin Soebandrio dalam Pelatihan Jurnalis bertajuk Meningkatkan Kesadaran Publik tentang Imunisasi yang digelar AJI Indonesia di Jakarta (14/06/2025).

Penjelasan lain mengenai imunisasi dikemukakan Direktur Imunisasi Kemenkes RI, dr Prima Yosephine. Menurutnya, salah satu keharusan imunisasi terhadap anak mengacu pada Undang-undang nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan yang mengatur bahwa setiap bayi dan anak berhak memperoleh imunisasi.

980 ribu anak di Indonesia tidak diimunisasi
Direktur Imunisasi Kemenkes RI, dr Prima Yosephine (Foto: Zonautara.com/Indra Umbola).

“Kalau ada orangtua yang menghalangi anaknya untuk imunisasi, itu berarti melanggar undang-undang,” tegasnya.

Imunisasi berfungsi mencegah Penyakit yang Dapat Dicegah degan Imunisasi (PD3I). data dari Kemenkes menunjukkan bahwa imunisasi dapat mencegah kematian 2 hingga 3 juta anak setiap tahunnya di Indonesia.

Adapun penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, di antaranya hepatitis B, tuberculosis, diare rotavirus, japanese ensefalitis, pneumonia, diphteria, pertussis, tetanus, polio, measles rubella, dan cervical cancer.

“Secara nasional sudah ada 14 jenis imunisasi yang mampu menangkal setidaknya 12 penyakit,” ungkapnya.

Data dari Kemenkes juga menunjukkan capaian imunisasi 13 Provinsi di Indonesia berada di bawah 90 persen dalam tiga tahun terakhir.

Hal tersebut berdampak pada meningkatnya angka anak dengan dosis nol (zero dose children). Pada tahun 2022 sebanyak 297 ribu anak, 2023 sebanyak 372 anak, dan 2024 sebanyak 980 ribu anak.

Sementara itu, survei yang dilakukan Global Health Strategies di empat provinsi Indonesia, yakni Sulawesi Utara (Manado dan Bitung), Sumatera Utara (Medan dan Langkat), Riau (Pekanbaru dan Kampar), dan Kalimantan Barat (Pontianak dan Mempawah) menyimpulkan, kurangnya informasi dan pengalaman (kurang baik) sebelumnya adalah dua alasan teratas penghambat imunisasi anak.

Kurangnya informasi merujuk pada kondisi tidak tahu dan tidak memiliki pemahaman cukup tentang imunisasi anak. Sedangkan, pengalaman (kurang baik) sebelumnya merujuk pada terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti demam.

Dari data yang sama terlihat bahwa informasi negatif di media sosial juga memberi dampak signifikan pada meningkatnya keraguan pemberian vaksin kepada anak.

Follow:
Mengawali karir junalistik di tahun 2019, mulai dari media cetak hingga beberapa media elektronik sebelum akhirnya bergabung dengan Zonautara.com di tahun 2024.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com