ZONAUTARA.com — Air laut masuk hingga ke pemukiman warga di Kelurahan Paseng, Kecamatan Siau Barat, Selasa (7/10/2025), setelah talud penahan pantai jebol diterjang gelombang tinggi.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) kini menjadikan perbaikan talud tersebut sebagai prioritas sebelum cuaca buruk kembali menghantam wilayah pesisir.
Berdasarkan data yang diperoleh Zonautara.com, terdapat empat rumah warga di daerah pesisir yang terdampak langsung, masing-masing milik keluarga Matahari–Salindeho, Larumunde–Mamahi, Pusung–Laatole, dan Balo–Kainage.
Air laut mulai naik sekitar pukul 18.00 Wita setelah talud jebol akibat hantaman gelombang kuat.
Henoch Matahari, salah satu warga terdampak, mengaku saat kejadian mereka langsung menyelamatkan barang-barang di bagian belakang rumah. Meski begitu, tidak ada warga yang dievakuasi.
“Kami hanya berpindah ke bagian depan rumah karena air sudah masuk sampai dapur,” kata Matahari.
Air baru mulai surut tiga jam kemudian. Namun, Henoch mengkhawatirkan kondisi talud yang rusak akan menimbulkan ancaman serius ke depan.
“Kalau tidak segera diperbaiki, air laut bisa terus masuk ke rumah. Saat pasang tinggi, bahkan bisa sampai ke jalan raya,” ujarnya.
Menurut pensiunan polisi ini, gelombang tahun ini merupakan yang paling tinggi dan kuat dalam setahun terakhir. Ia menambahkan, perubahan cuaca kini makin sulit diprediksi.

“Biasanya bulan Oktober laut teduh, tapi sekarang bisa tiba-tiba gelombang tinggi dan angin kencang,” ungkapnya sambil berharap adanya bantuan pemerintah.
Tak jauh dari rumah Henoch, Johny warga lainnya terlihat sedang memperbaiki mesin cuci yang rusak akibat terendam air laut.
“Tadi disambung ke listrik tidak mau menyala. Air laut sampai ke dapur, jadi kemungkinan mesinnya rusak,” tutur Johny.
Menanggapi kejadian tersebut, Bupati Kepulauan Sitaro Chyntia Ingrid Kalangit meninjau langsung lokasi bencana di Kelurahan Paseng pada Rabu (8/10/2025).
Ia menegaskan perlunya perbaikan segera karena ancaman abrasi dan gelombang tinggi sangat serius.
Kepala Dinas PUPRPKP, Bob Wuaten, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima instruksi dari Bupati untuk melakukan penanganan cepat.
“Dari hasil pantauan, kerusakan terjadi karena usia talud sudah lama sehingga rapuh dan mudah rusak,” jelas Wuaten.
Ia menambahkan, pihaknya berencana menganggarkan pembangunan talud baru. Namun sebelum itu, akan dipasang struktur penahan gelombang sementara agar hantaman ombak tidak langsung mengenai talud.
“Kami akan pasang penahan gelombang terlebih dahulu supaya area aman sebelum pembangunan talud baru dilakukan,” terangnya.
Warga berharap upaya cepat pemerintah segera terealisasi agar ancaman cuaca buruk tidak lagi mengancam pemukiman mereka.


