Ayah tiri dari Tyre Nichols, laki-laki berusia 29 tahun, yang dipukuli sampai tewas oleh lima polisi kota Memphis, setelah ia dihentikan di jalan awal bulan ini, hari Jumat (27/1) menyerukan perdamaian. Seruan ini dikemukakan menjelang dirilisnya rekaman video bodycam polisi dan video pemantau (CCTV) mengenai kekerasan maut itu.
Memphis dan kota-kota AS lainnya dilaporkan sedang mempersiapkan kemungkinan aksi protes setelah perilisan video itu.
Polisi Memphis mengatakan Nichols, seorang warga Amerika keturunan Afrika diserang oleh para polisi itu setelah mobilnya dihentikan, karena ia diduga mengemudi secara sembrono pada 7 Januari 2023 lalu. Ia meninggal tiga hari kemudian akibat luka-luka yang dideritanya.
Para petugas polisi tersebut, semuanya warga Amerika keturunan Afrika, pada hari Kamis (26/1) didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua, penyerangan keji, penculikan keji, pelanggaran etika dan penindasan. Semua petugas itu telah dipecat.
Selama konferensi pers di Gereja Memphis hari Jumat, ayah tiri Nichols, Rodney Wells, mengatakan pihak keluarga sejauh ini sangat puas dengan proses hukum yang sedang berjalan. Ia juga mendesak warga, jika perlu melakukan protes, agar melakukan aksi mereka secara damai. [my/pp]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia