Jagung merupakan komoditas palawija yang berperan sebagai sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung merupakan bahan baku pakan ternak, sehingga secara tidak langsung jagung mempunyai peran penting dalam penyediaan protein hewani.

Jagung dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan produk industri termasuk pati, sereal, minyak jagung, minuman dan alkohol, bahan bakar etanol dan produk lainnya yang dapat meningkatkan nilai tambahnya. Berdasarkan hal ini maka jagung perlu dikembangkan terkait kapasitas produksinya.

Produksi jagung di Indonesia mengalami fluktuasi signifikan antara tahun 2020 hingga 2023. Data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung naik signifikan terjadi pada tahun 2022, mencapai 16,53 juta ton naik 3,2 juta ton di bandingan tahun 2021 . Berbanding terbalik pada tahun 2023, justru produksi turun menjadi 14,46 juta ton atau turun sebesar 2,07 juta ton. 

Turunnya produksi jagung pada tahun 2023 dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kondisi cuaca yang kurang mendukung dan perubahan luas lahan tanam. Meskipun demikian, jagung tetap menjadi komoditas penting dalam sektor pertanian Indonesia, berperan sebagai sumber pangan dan pakan ternak.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi jagung melalui berbagai program, seperti penyediaan benih unggul, peningkatan infrastruktur irigasi, dan pelatihan bagi petani. Diharapkan, dengan upaya ini, produksi jagung dapat kembali meningkat pada tahun-tahun mendatang, memenuhi kebutuhan domestik dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.