TALAUD, ZONAUTARA.com – Festival Pulau Sara merupakan salah satu agenda tahunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud. Kegiatan dimaksud untuk memperkenalkan pulau dengan sejuta pesona alam tersebut termasuk keragaman budaya di wilayah berbatasan langsung dengan Filipina ini di mata nasional maupun mancanegara.
Pulau Sara yang terbagi atas dua pulau yaitu Pulau Sara Kecil dan Pulau Sara besar memang dikenal memiliki keindahan alam yang luar biasa dengan pantai berpasir pasir halus yang berkilau ditempa sang surya. Letak keduanya berada di antara Pulau Karakelang dan Pulau Salibabu yang termasuk dalam gugusan pulau terluar Indonesia.
Kawasan hutan di pulau ini terbilang masih perawan ditumbuhi aneka jenis pohon tropis berbagai ukuran. Paru-paru alam yang masih jauh dari jamahan tangan-tangan tak bertanggungjawab ini, selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menghabiskan akhir pekan.
Tahun ini, perpaduan pesona alam dan budaya terus menjadi magnet utama pelaksanaan festival. Dari segi budaya, berbagai pentas seni mengisi kegiatan diantaranya lomba Musik Bambu Entel yaitu jenis alat musik khas Talaud berbahan dasar bambu. Jika dihentakkan di tanah alat musik ini akan mengeluarkan bunyi atau nada. Sekelompok anak sekolah terlihat piawai dalam memainkannya.
Selain itu, ada juga lomba Orkes Hawaiian untuk memuaskan dahaga penikmat aliran musik yang populer di Indonesia dekade 1940 hingga 1950-an ini. Setelah menjadi salah satu musik khas Kepulauan Talaud, musik saduran dari bangsa portugis ini dikembangkan sehingga menjadi lebih variatif dari segi alat musik.
Kepala bidang Pariwisata Kabupaten Kepulauan Talaud Erwin Tamatompo, menaruh perhatian begitu besar terhadap seni dan budaya di daerah ini. Diharapkan, seni budaya terus berkembang seiring perkembangan jaman dan tak akan lekang oleh waktu.
“Tujuan pelaksanaan lomba musik traditional adalah untuk mengembangkan, serta melestarikan seni musik khas Kepulauan Talaud dengan harapan para muda mudi dapat terus mempertahankan dan melestarikannya sehingga dapat terus mahir memainkan alat musik khas daerah sendiri,” ujar Tamatompo, Senin (26/6/2017) di sela-sela kegiatan Festival.
Dalam rangka pelaksanaan promosi wisata dan budaya Talaud, dan pengembangan minat generasi muda sebagai duta wisata “Bumi Porodisa”, Festival Pulau Sara juga menyelenggarakan Pemilihan Maing dan Wolla 2017. Seleksi terhadap putra putri terbaik Kabupaten Kepulauan Talaud ini tak hanya mengedepankan paras namun juga kemampuan pengetahuan dan teknologi, bakat, serta bahasa asing.
Pemenang Maing dan Wolla 2017, nantinya akan menjadi delegasi mewakili Kabupaten Talaud pada ajang pemilihan Nyong dan Noni Sulut di Manado atau Tingkat Provinsi.
Editor: Tomy Lasut