MINSEL, ZONAUTARA.com – Ternyata ada banyak cara mengurai masalah sampah yang ada di lingkungan sekitar kita. Seperti yang dilakukan kelompok pengelola sampah di Desa Rap-rap, Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel). Diprakarsai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Manengkel Solidaritas, kelompok ini giat mengurangi masalah sampah dengan metode blante, yang menukar sampah dengan bahan pokok.
“Blante ini diprakarsai LSM Manengkel Solidaritas. Sampah plastik ditukar dengan bahan pokok seperti beras, minyak kelapa, dan kebutuhan dapur lainnya,” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Rap-rap Yusak Kasenda.
Malah, kata Yusak, blante sampah yang dimaksud tak hanya ditukar dengan bahan pokok saja, namun bisa juga ditukar dengan vitamin.
“Anak-anak maupun orang tua yang membawa sampah diberikan pilihan, ditukar dengan bahan pokok dan vitamin,” tambahnya.
Selain penanganan sampah plastik, di Rap-rap juga belakangan mulai dikembangkan pembuatan sampah yang diolah dari sisa tanaman seperti rempah-rempah dan sayur-sayuran yang tidak lagi digunakan. Sejauh ini sudah ada 20 rumah tangga yang dijadikan sampel.
“Tanaman yang sudah tidak dipakai atau mulai membusuk dijadikan pupuk kompos misalnya sisa batang bawang, kulit wortel, atau kol. Itu diletakkan di tempat tertutup yang sudah dibuat. Saat menguap, air yang jatuh ke bawah menjadi pupuk cair,” ujarnya.
Pupuk itulah, imbuhnya, yang dipakai untuk budidaya tanaman vertikultur yang ada di rumah-rumah. Budidaya tanaman ini sangat membantu ekonomi masyarakat. Dari segi pendanaan, diperoleh bantuan dari LSM Solidaritas Manengkel dan Corral Triangle Initiative.(K-08)
Editor: Rahadih Gedoan