ZONAUTARA.com – Pendiri sekaligius CEO Oracle Corporatio, Larry Ellison punya sederet karyawan muda yang milenial. Begitu pula dengan pemilik brand busana ternama, Ralph Lauren serta pengelola investasi terbesar di dunia, Julian Robertson.
Mereka adalah para bos yang paham bahwa generasi milenial adalah generasi kreatif dan menyukai tantangan, namun memiliki sifat cepat bosan pada pekerjaannya.
Bagi milenial, soal bagaimana struktur kerja dan karir di dalam perusahaan, hingga masa jabatan bukanlah hal penting. Mereka lebih menginginkan memikul tanggung jawab yang lebih besar di level berbeda.
Para bos ini memberikan pelatihan yang menyesuaikan dengan karyawan serta peluang kenaikan pangkat yang luar biasa.
Mereka juga memberikan kebebasan dalam berkreasi, kesempatan mengambil pendidikan, dan akhirnya kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti.
Bukan hanya itu, mereka juga mengizinkan para karyawan yang ambisius memanfaatkan kesempatan untuk melakukan perubahan di perusahaan tersebut.
Dengan cara ini mereka membiarkan para milenial mengeluarkan semangat serta kreatifitas mereka.
Hal tersebut membuat bos-bos ini berhasil membangun perusahaan, mengubah jalannya industri, dan yang paling utama adalah menjadi miliarder.
Namun, tetap saja para milenial tidak akan bertahan lama di perusahaan-perusahaan tersebut. Mereka memilih keluar untuk mencari hal baru agar dirinya terus berkembang.
Lantas bagaimana cara mempertahankan karyawan Milenial?
Mengutip dari BBC.com, CEO salah satu makanan kemasan, Michael Miles berbagi tips.Menurut dia, para bos harus merelakan jika karyawan muda terbaik mereka memilih untuk hengkang. Para bos tahu bahwa orang-orang seperti ini, dimanapun itu tidak akan bisa ditahan.
“Ini tidak dapat terelakan. Anda akan kehilangan mereka. Tapi itulah harga yang harus Anda bayar ketika memiliki orang yang luar biasa,” kata dia.
Ketika karyawan terbaik mereka pergi, bos-bos ini akan tetap berhubungan dan mempertahankan hubungan kerja sama formal maupun informal.
Dengan begitu bos-bos ini bisa mengakses jaringan karyawan terebut untuk menaikkan reputasi perusahaan mereka.
“Pada intinya bekera dengan milenial adalah hal yang baik untuk bisnis. Mereka menantang kita semua untuk membuat tempat kerja lebih berarti, dinamis, dan inovatif,” lanjutnya.
Miles berpendapat, bagi perusahaan yang berani menerima tantangan ini kedepannya akan berhasil, sedangkan mereka yang mempertahankan cara-cara yang dangkal dan tergolong kuno akan hancur.
Artikel ini sudah tayang sebelumnya di Kompas.com