ZONAUTARA.com — Tahukah Anda tentang mythomania? Atau pernakah Anda melihat orang lain melakukannya?
Ternyata, mythomania adalah kebohongan yang dilakukan seseorang bukan dengan tujuan menipu orang lain. Penderita gangguan mythomania akan membuat dirinya sendiri percaya bahwa kebohongan yang ia buat adalah nyata.
Yang membedakan mythomania dengan kebohongan biasa adalah penderita sering tidak sadar bahwa ia sebenarnya sedang berbohong dan menceritakan khayalan yang ada dalam kepalanya.
Seperti dilansir dari kumparan.com, ada penelitian yang dilakukan University of Southern California (USA), seseorang yang gangguan mythomania memiliki sedikit grey matter (bertanggung jawab untuk memproses informasi) dan lebih banyak white matter (mentransmisikan informasi) di korteks prefrontal otak.
Para ilmuwan percaya bahwa struktur otak abnormal ini bisa menjadi salah satu penyebab dorongan untuk terus-menerus berbohong. Penyebab lainnya adalah kegagalan-kegagalan dalam kehidupannya. Misalnya gagal dalam studi, masa kecil, masalah keluarga, kisah-kisah sentimentil, bahkan dalam urusan pekerjaan.
Hingga saat ini, masih tidak ada obat tertentu yang bisa menyembuhkan mythomania. Hanya orang yang menderita myhtomania yang bisa menolong dirinya sendiri. Menemui seorang psikiater merupakan salah satu cara untuk menolong dirinya dari mythomania.
Salah satu kasus yang belakangan heboh di Indonesia adalah kebohongan yang dilakukan oleh Ilmuwan Indonesia yang tinggal di Belanda, Dwi Hartanto. Dia bahkan disebut-sebut sebagai “Penerus Habibie”.
Pada 2015 lalu, ia muncul di media massa atas karyanya di dunia aeronautika, karena disebut menciptakan Satellite Launch Vechile/SLV (Wahana Peluncur Satelite, red) dengan teknologi termutakhir yang disebut The Apogee Ranger V7s (TARAV7s).
TARAV7s merupakan satu dari sejumlah prestasi yang ditorehkan oleh Dwi. Ia juga disebut memiliki lima hak paten di bidang kedirgantaraan dan kini disebut tengah terlibat proyek pembuatan Eurofighter Typhoon Defence.
Bahkan, berkat “prestasinya’ itu, ia juga berkesempatan bertemu dengan Habibie pada awal Desember 2016, ketika presiden ketiga Republik Indonesia itu berkunjung ke Belanda.
Namun, kini ternyata semua prestasi dan berita tersebut tidaklah benar. Hal ini terungkap dari surat klarifikasi Dwi yang berisi permohonan maaf karena pemberitaan berlebihan tentang dia yang muncul selama ini.
Kemudian, roket TARAV7s yang ia buat dengan warna merah dan putih itu tidak pernah ada. Kenyataannya, roket yang dibuat Dwi hanyalah proyek roket amatir mahasiswa yang diberi nama DARE Cansat 7V.
Belum diketahui motif Dwi melakukan serangkaian kebohongan tersebut. Namun, kasus Dwi membuat sejumlah orang yang teringat tentang sebuah jenis gangguan psikologis bernama mythomania.
Istilah mythomania pertama kali diperkenalkan pada tahun 1905 oleh seorang psikiater bernama Ferdinand Dupre.
Editor: Eva Aruperes