MANADO, ZONAUTARA.com – Bank Dunia memperkirakan kerugian akibat genmpa di Sulawesi Tengah sebesar USD 531 juta atau sekitar Rp 8,07 triliun.
Namun laporan awal tersebut adalah perkiraan kerugiaan ekonomi pertama berdasarkan analisis ilmiah, ekonomi dan teknik. Perkiraan itu belum memperhitungkan hilangnya nyawa, kehilangan lahan, atau ganggunag terhadap ekonomi melalui pekerjaan yang hilang, mata pencaharian dan bisnis. Ini adalah data pertama untuk masukan bagi perencanaan pemulihan dan rekonstruksi Pemerintah Indonesia.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia and Timor Leste, Rodrigo A Chaves menyebut bahwa untuk membangun kembali ekonomi di wilayah Palu dan Donggala membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Proses rekonstruksi harus segera dilakukan. Saat ini, pihaknya telah mengirimkan tim ke wilayah yang terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Adapun rinciannya adalah kerusakan untuk kategori perumahan kerugian sekitar USD 181 juta (Rp 2,75 triliun). Kemudian sektor non perumahan, kerugian sekitar USD185 juta (Rp 2,82 triliun). Dam kerusakan infrastruktur sekitar sekitar USD 165 juta (Rp 2,5 triliun).
“Saat ini, sebagai negara terpadat keempat di dunia, dan sekarang menjadi negara berpenghasilan menengah, Indonesia telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat dan membuat kemajuan signifikan melalui upaya pengentasan kemiskinan. Maka dari itu ini harus segera dipulihkan,” kata Ridrigo A Chaves di Nusa Dua, Minggu (14/10).
Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan jika Pemerintah Indonesia masih sementara menghitung berapa besar kerugian infrastruktur akibat gempa di Sulawesi Tengah.
Pendataan tersebut penting dalam rangka pencairan komitmen pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) dan World Bank (WB) sebesar USD 500 juta.
“Lagi dihitung jumlah sebenarnya apa yang harus dibangun. Lagi dihitung. Lagi didata. Kita tidak bisa bicara sembarang,” kata Kalla.
Presiden ADB, Takehiko Nakao mengikrarkan bantuan darurat senilai hingga USD 1 miliar tersebut saat bertemu Presiden Joko Widodo di sela-sela Annual Meetings IMF-World Bank Group (WBG) 2018, di Nusa Dua, Bali.
Diketahui, bantuan darurat USD 1 miliar tersebut di luar program pinjaman reguler ADB bagi Indonesia yang rata-rata mencapai USD 2 miliar setiap tahunnya.
Editor: Ronny Adolof Buol