MANADO, ZONAUTARA com – Aliran infomasi saat ini bagaikan air bah. Mengalir nyaris tak terbendung. Saban saat masyarakat dibanjiri informasi baik yang berguna maupun informasi yang tidak ada faedahnya sama sekali.
Dalam kondisi tsunami informasi itu, jurnalis dituntut dapat memverikasi apakah sebuah informasi akurat sehingga layak diberitakan. Jangan sampai jurnalis malah ikut jadi penyebar informasi yang salah.
AJI Indonesia bekerjasama dengan Google News Initiative dan Internews menyelenggarakan training untuk mengasah keterampilan para jurnalis di Sulawesi Utara untuk memanfaatkan sejumlah tools di internet guna melakukan verifikasi online atas beragam informasi yang tidak jelas kebenarannya yang banyak beredar di dunia maya. (false news, fake news, hoax).
Menariknya, pelatihan yang bertempat di Newsroom Tribbun Manado itu bukan hanya diikuti oleh jurnalis, tetapi juga diikuti oleh mahasiswa dan komunitas.
“Peserta belajar beberapa materi yang bersifat teknis mengenai kebersihan data digital, analisa dasar atas informasi, pencarian dan penelusuran data, serta beragam tools yang bisa digunakan untuk melakukan investigasi secara online,” ujar Ketua AJI Manado Lynvia Gunde, Sabtu (1/12/2018).
Pelatihan yang berlangsung sejak 30 November itu juga bertujuan membangun mekanisme keamanan bagi jurnalis saat melakukan kerja jurnalistiknya.
Disamping itu peserta juga diharapkan mampu melakukan analisa dasar seperti pencarian serta penelusuran data informasi menggunakan tools yang dapat digunakan secara online.
“Kami juga berharap peserta dapat berbagi praktik terbaik dan membangun kapasitas untuk melakukan verifikasi online terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya,” tambah Lynvia.
Beberapa media yang mengutus peserta adalah Zonautara.com, Tribun Manado, Barta1.com, Kabarmanado.com, Manadosiana.com dan Harian Komentar. Peserta lainnya datang dari mahasiswa De La Salle Manado, komunitas penggiat digital dari Sangihe, Talaud dan lembaga survei Center for Alternative Policy.