AMURANG, ZONAUTARA.com – Berbagai peninggalan sejarah tersimpan rapi di Desa Maliku, Kecamatan Amurang Timur, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel). Salah satunya, gua yang oleh warga desa disebut Ngongo.
Hukum Tua Desa Maliku Ferry Pieters Pandey pun mengajak Tim Redaksi Zona Utara mengunjungi peninggalan sejarah yang berada sekitar 50 meter dari desa tersebut.
Ferry mengungkapkan, dari cerita para orang tua di Desa Maliku, keberadaan gua tersebut sudah ada sebelum zaman penjajahan.
“Kami di sini menyebutnya Ngongo, tidak tahu siapa dan kapan dibuat. Karena selain itu, sejarah tentang Desa Maliku ini telah lama hilang,” ujar Ferry.
Hingga saat ini, belum pernah ada seorang pun yang menelusuri jejak gua yang berdiameter sekitar 7 meter dan terletak di pinggiran sungai tersebut. Masyarakat setempat pun tidak berani untuk masuk lebih dalam ke gua yang di dalamnya terdapat air jernih dan juga sarang burung walet dan kelelawar itu.
Konon, kata Ferry, berdasarkan cerita tetua di kampung tersebut, gua tersebut tak hanya sebatas mata memandang, melainkan gua tersebut tembus ke bagian lain bukit di desa tersebut.
Menurut Ferry, selain keberadaan goa tersebut, di Desa Maliku juga terdapat sejumlah batu prasasti yang diyakini berasal dari zaman dahulu.
“Desa ini seperti yang dikisahkan orang tua kami dahulu, sudah ada sejak tahun 1600-an, banyak batu yang punya nilai sejarah, yang menurut kami punya hubungan dengan keberadaan desa ini,” jelasnya.
Kini dengan keberadaan goa dan beberapa batu bersejarah, Ferry bersama perangkat desa serta masyarakat, tengah merintis tempat tersebut menjadi destinasi wisata sejarah.
“Tahun 2018 ini, kami sudah memasukkan ke dalam rencana pengembangan potensi pariwisata yang ada di desa, mulai dari konsep, anggaran dan pengelolaannya. Sehingga, hal ini bisa memberi nilai tambah bagi warga desa Maliku,” pungkasnya.
Editor : Christo Senduk