MANADO, ZONAUTARA.com – Warga diminta lebih berhati-hati dengan situasi cuaca ekstrem saat ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Bitung memperkirakan puncak angin kencang dan gelombang tinggi di Sulut akan terjadi pada Jumat (28/12/2018) pukul 23.00 WITA.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Ricky Daniel Aror mengatakan bahwa puncak cuaca ekstrem memang akan terjadi pada malam ini.
Menurutnya gelombang tinggi mulai akan melemah pada Sabtu (29/12) hingga Senin (31/12). Gelombang akan kembali tinggi pada tanggal 1 Januari 2019.
“Maksimum sampai tiga meter,” ujar Ricky.
Tiupan angin kencang yang disertai hujan deras telah melanda wilayah Sulut merata di semua daerah. Angin kencang itu telah memicu gelombang tinggi di perairan Sulut.
Beberapa hari lalu, satu nelayan di Likupang yang hilang ditemukan oleh Basarnas Manado dalam kondisi meninggal.
Angin yang bertiup karena dipicu tekanan rendah di Filipina ini bisa mencapai kecepatan 15 hingga 30 knot pada ketinggian 3000 feet.
Kamis (27/12) kemarin, Syahbandar Manado melarang kapal penumpang dan barang keluar dari Pelabuahan. Setidaknya ada tiga kapal yang hendak berlayar ke Talaud, Tahuna dan Siau dilarang berlayar.
Cuaca ekstrem juga membuat jaringan listrik sering padam. Petugas PLN terus berupaya melakukan penormalan.
Manager Komunikasi Unit Induk Wilayah PLN Suluttenggo Jantje Rau mengatakan, hujan lebat disertai angin badai yang melanda daerah Sulawesi Utara sejak Selasa (25/12) hingga saat ini menyebabkan banyak pohon tumbang dan longsoran tanah menimpa jaringan distribusi PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.
“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan,” kata Rau.
Di Tateli, beberapa daseng (pondok) nelayan rusak akibat tertimpa pohon tumbang. Nelayan tidak berani melaut.
Nelayan di Minahasa Tenggara juga diminta untuk tidak dulu melaut sampai kondisi cuaca memungkinkan.
“Kami memberikan peringatan kepada nelayan agar mewaspadai kondisi cuaca saat ini. Apalagi dengan kondisi angin kencang, dan potensi terjadinya gelombang pasang,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Minahasa Tenggara Erick Manaroinsong di Ratahan.
Hujan dan angin kencang juga menyebakan dua warga Manado meninggal. Kedua warga itu adalah sepasang suami istri yang tersenggat listrik.
Margono Bachmid dan istrinya Jamila Hakim kesetrum saat sedang membetulkan atap rumah mereka yang dihantam angin kencang di Singkil, Kamis kemarin.
Suami istri ini tewas dan anak mereka Dani harus dirawat di rumah sakit.
Angin kencang juga telah menyebabkan pohon tumbang di beberapa lokasi.
Menghadapi cuaca ekstrem dalam beberapa hari kedepan, pemerintah daerah sikap mengantisipasi.
Bupati Minahasa Royke Roring memerintahkan seluruh jajarannya bersiaga dan terus memantau menghadapi dampak dari cuaca buruk ini.
Editor: Ronny Adolof Buol