MANADO, ZONAUTARA.com – Anggota Komisi IV DPRD Sulawesi Utara, Meiva Lintang mengeluhkan tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Sitaro.
Keluhan itu disampaikan Meiva di hadapanm Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw yang hadir dalam rapat paripurna DPRD Sulut, Rabu (16/1/2019).
“Pak wakil Gubernur, minyak di Sitaro sudah sampai Rp 30 ribu per liter. Ini sangat luar biasa. Ini bukan hoaks,” ujar Meiva.
Menurut Meiva, kenaikan harga BBM itu juga diikuti dengan kelangkaan gas elpiji.
Menanggapi hal itu, Steven Kandouw menduga akses kapal pengangkut BBM yang terhambat ke daerah-daerah kepulauan, dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengambil keuntungan dengan menaikan harga BBM.
Menurut Kandouw, harga BBM seIndonesia sama.
“Mudah-mudahan kapal sudah normal, jadi harga juga ikut normal,” kata Kandouw.
Kabar kenaikan harga BBM itu turut ditanggapi Manager Comm dan CSR Pertamina Sulawesi, Roby Hervindo. Menurutnya kenaikan harga itu kemungkinan besar ada di tingkat pengecer yang lokasinya jauh dari SPBU Kompak.
“Kalau di tingkat pengecer, itu menjadi kewenangan Pemda untuk menertibkan. Karena pengecer bukan distributor resmi BBM. Kalau mengacu pada PP 191 tahun 2014, mereka tidak ada dasar hukumnya,” jelas Roby.
Roby juga membantah adanya kendala dalam peyaluran BBM. Menurutnya saat ini stock di SPBU Kompak Sitaro untuk premium ada sebanyak 3000 liter dan solar 1000 liter.
“Kapal saat ini sedang menuju SPBU Kompak Siau dengan cargo premium sebanyak 55.000 liter dan solar 15.000 liter,” kata Roby. (K02)
Editor: Ronny Adolof Buol