MANADO, ZONAUTARA.com – Erupsi gunung berapi Karangetang di pulau Siau, hingga saat ini masih terus terjadi. Aliran lavanya bahkan sudah mencapai laut dan menutupi sebagian badan jalan di kampung Batubulan.
Akibat erupsi Karangetang tersebut sudah 131 jiwa diungsikan ke lokasi yang aman. Staff Humas Basarnas Manado Feri Ariyanto menjelaskan selain Tim Basarnas Manado, proses evakuasi juga melibatkan Tim Rescue Pos SAR Tahuna, Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, BPBD Sangihe, TNI dan Polri serta Palang Merah Indonesia dari Siau Barat.
Basarnas Manado sendiri mengerahkan rescue boat KN SAR Bima Sena dan peralatan pendukung lainnya.
Sementara itu Kepala BPBD Sitaro Bob Wuaten menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah menaikan status bencana menjadi tanggap darurat.
“Peningkatan status tanggap darurat dikarenakan tingkat ancaman sudah melebar. Daerah yang harus disterilkan dari aktivitas manusia sudah bertambah dari sebelumnya hanya satu area sekarang sudah menjadi tiga area,” jelas Wuaten.
Erupsi Karangetang yang meningkat sejak Sabtu (2/22019) pekan lalu mengancam warga yang ada di Batubulan. Kini area ancaman meluas ke kampung Kawahang dan kampung Beba.
Bupati Sitaro Evangelian Sasingen yang meninjau langsung ke lokasi bencana menjelaskan bahwa kondisi jalan akses ke Batubulan tertimbun material vulkanik sepanjang 200 meter.
“Masyarakat Batubulan sekarang terisolir. Satu-satunya akses ke sana hanya bisa lewat laut,” ujar Sasingen.
Sasingen mengatakan pemerintah daerah sudah menyalurkan bantuan untuk warga yang terdampak, dan bahan makanan mencukupi. Bantuan juga datang dari berbagai pihak termasuk bantuan awal dari Pemerintah Provinsi Sulut.
“Yang dibutuhkan sekarang adalah perlengkapan tidur,” tambah Sasingen.
Baca pula: Infografis Letusan Karagetang
Data dari Pos Pengamatan Gunungapi Karangetang Badan Geologi PVMBG menyebutkan bahwa status Karangetang hingga kini masih berada dalam status Waspada Level III. Status ini diberlakukan sejak November 2018 lalu.
Karangetang memang kerap meletus dan aktif sepanjang waktu, sehingga dijuluki sebagai the real volcano. Dalam beberapa catatan sejak tahun 1600, Karangetang telah meletus sebanyak 40 kali.
Pada tahun 2015 lalu letusan Karangetang memaksa warga di Kola-Kola, kampung Bebali diungsikan. Debu vulkanik yang jatuh di Kola-kola waktu itu merusak rumah warga dan menyebabkan hewan ternak mati.
Editor: Ronny Adolof Buol