MANADO, ZONAUTARA.com – Sajjad, salah satu pencari suaka yang bakar diri di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado akhirnya meninggal dunia.
Kepastian kematian Sajjad diperoleh setelah jenazahnya dibawa ke Instalasi Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit Prof. Kandouw, Malalayang, Manado, Rabu (14/2/2019) pukul 16.30 WITA.
Sebelumnya, Sajjad dirawat di Irina A setelah mengalami luka bakar yang sangat parah usai kejadian bakar diri di Rudenim pada Kamis (7/2/2019).
“Menurut keterangan petugas Rumah Sakit, Sajjad meninggal pada pukul 14.32 WITA,” ujar Stanly, salah satu sahabat Sajjad.
Menurut Stanly, pihak rumah sakit baru memberitahu ke teman-temanya soal kematian Sajjad pada pukul 15.36 WITA.
Ratusan mahasiswa yang merupakan sahabat Sajjad berkumpul di Rumah Sakit menunggu jenazah Sajjad.
Rencananya jenazah Sajjad akan disemayamkan di Masjid Kampus Unsrat Fakultas Teknik.
Baik pihak Rumah Sakit maupun pihak Rudenim Manado belum dapat memberikan keterangan mengenai kematian Sajjad.
Baca Juga : 2 pencari suaka asal Afghanistan bakar diri di Rudenim Manado
Diketahui, Sajad bersama pamannya Muhammad Rahim nekat membakar diri karena putus asa mendengar bantuan dari internasional akan dihentikan.
Zahra (22), yang ditemui di RS Advent Teling saat sedang menjaga keluarganya yang dirawat menjelaskan, bahwa aksi yang mereka lakukan sebagai upaya memperjuangkan hak status mereka menjadi pengungsi.
“Kami diperlakukan layaknya pelaku kriminal. Selama ini kami tidak dikurung dalam sel, tetapi mengapa sekarang dikurung. Yang bakar diri itu melakukan aksi bela diri, bukan bagian dari protes,” ungkap Zahra.
Zahra juga menjelaskan, bahwa sebenarnya mereka meminta pihak Rudenim Manado tidak memberikan mereka makanan jadi, tetapi dalam bentuk bahan makanan yang akan diolah.
“Karena ada di antara kami yang tidak cocok dengan makanan yang disediakan,” ujar Zahra.
Editor : Ronny Buol