ZONAUTARA.com – Praktik membuang sampah ke laut selama dalam pelayaran sering di lakukan oleh anak buah kapal (ABK). Penumpang juga sering melakukan hal ini.
Di setiap kapal memang sudah disediakan tempat sampah, namun sampah yang terkumpul itu malah kemudian dibuang ke laut. Wartawan kami memergoki praktik yang seharusnya tidak dilakukan ini.
Pada pelayaran beberapa bulan lalu, kami mengamati beberapa kantung sampah yang berada di bagian belakang kapal hilang saat pelayaran dari Talaud menuju Manado. Namun tidak diketahui kemana raibnya kantong sampah itu.
Menduga bahwa kantong sampah itu dibuang ke laut, dalam pelayaran berikutnya juga dari Talaud ke Manado, kami sengaja ingin memergoki praktik buang sampah ini.
Sore menjelang malam, di dek tiga terlihat ada empat kantong sampah, sementara di dek dua ada dua kantong sampah dan satu tong sampah terisi penuh. Namun pada pukul 20.30, yang tersisa tinggal dua kantong.
Kami sempat melihat seseorang melego satu kantong sampah ke laut. Kami mendatanginya dan menanyakan mengapa hal itu dilakukan. ABK yang merupakan anak magang dari sekolah pelayaran di Amurang itu mengakui perbuatannya.
Kami sempat memberi teguran untuk tidak melakukannya lagi. Namun pada keesokan paginya, semua kantong sampah termasuk sampah di dalam tong sudah lenyap.
Pada pelayaran bulan berikutnya, masih dari Talaud ke Manado, kami mengamati ada empat kantong sampah dan satu tong sampah di dek tiga, serta ada empat kantong dan dua tong sampah di dek dua.
Tengah malam, semua kantong sampah di dek tiga lenyap, dan isi tong juga sudah bersih. Di dek dua tersisa dua kantong sampah. Kami sempat merekam kelakuan melego sampah ke laut ini.
Mereka mengakui bahwa itu dilakukan oleh ABK sendiri. Karena terpergok, ABK ini meminta teman ABK lainnya untuk tidak membuang sampah ke laut.
“Terasa percuma peringatan dilarang membuang sampah ke laut yang tertulis besar-besar di dinding kapal,” ujar Suhandri, wartawan Zonautara.com yang merekam tindakan itu.
Patut diduga, praktik lego sampah ke laut ini dilakukan saban pelayaran. Di Pelabuhan Manado ada puluhan kapal yang melayari rute ke pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Dari Pelabuhan Manado juga ada pelayaran kapal menuju ke wilayah Ternate Utara.
Data yang kami olah dari Ocean Health Index, sampah yang ditemukan di permukaan laut dalam 25 tahun penelitian mereka, yang terbanyak adalah puntung rokok sebesar 51,61 persen. Jenis lainnya adalah tas plastik, botol plastik, peralatan makan, plastik makanan dan penutup botol.
Sementara dari dari Our World Data memperlihatkan angka yang mengerikan soal jumlah partikel plastik yang melayang di permukaan laut. Data itu itu tidak termasuk sampah plastik yang sudah tenggelam.
Editor: Ronny Adolof Buol