Musik tradisional Golomang dari Bolmong yang terancam punah
BOLMONG, ZONAUTARA.com – Nasib beberapa kesenian tradisional di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau.
Kesenian tradisional itu sudah sangat jarang dipentaskan dan terancam punah.
Salah satunya, adalah musik tradisional golomang atau kolintang besi.
Budayawan senior Bolaang Mongondow, Hamim Ambaru menyebutkan, golomang merupakan seni bermain musik dari zaman Punu (raja) Mokodoludut (1400 M).
Kala itu, musik golomang biasanya dipentaskan saat upacara pernikahan dan upacara pemakaman dari setiap keturunan raja (bangsawan).
Sayangnya, musik tradisional golomang nyaris tidak dikenal generasi saat ini.
Hamim Ambaru khawatir, golomang akan terancam punah, karena tidak ada regenerasi, jarang dipertunjukkan, dan juga karena pelaku-pelakunya sebagian sudah uzur dan meninggal. Selain itu, faktor lain juga karena hanya boleh dimainkan disaat dan pada orang-orang tertentu. Kondisi ini mencemaskan.
Sehingga itu, sebagai upaya melestarikan dan mengangkat kembali musik tradisional peninggalan para leluhur orang Mongondow, pendiri sanggar seni dan budaya ‘Mokosambe’ itu saat ini tengah getol menghidupkan kembali musik golomang.
Salah satu cara yang dilakukan adalah mengenalkan musik golomang dikalangan pelajar.
“Selain melatih di sanggar, saya juga saat ini mengajar seni dan budaya baik musik maupun tarian tradisional Mongondow di salah satu SMK di Kotamobagu,” kata Hamim, saat ditemui di kediamannya, di Desa Mapait, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong, Sabtu (15/6/2019).
Selain mengenalkan kembali musik tradisional dikalangan pelajar, menurut dia, golomang harus lebih sering dipentaskan. Baik di hajatan warga maupun pemerintah, hingga peringatan hari besar nasional.
“Saat ini, siapa saja boleh menggunakan musik golomang. Masyarakat umum tanpa memandang lagi latar belakang garis keturunan. Karena kalau hanya keturunan bangsawan saja, maka bisa dipastikan punah. Bayangkan jika dalam satu desa atau wilayah tidak ada keturunan bangsawan, maka musik ini tidak bisa dimainkan,” ujarnya.
Di sisi lain, ia mengakui, upaya revitalisasi kesenian tradisional yang dia lakukan itu pun terkendala dana. Sehingga ia berharap, dukungan dari semua pihak terlebih khusus pemerintah daerah agar kesenian tradisional tetap hidup dan berkembang sejalan dengan kemajuan zaman.
“Dukungan pemerintah saat ini sangat dibutuhkan. Contohnya, dari Dinas Pendidikan mungkin bisa dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Begitu juga dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Jika itu dilakukan maka bukan tidak mungkin musik golomang bisa mengglobal seperti musik tradisional dari daerah lain,” sahutnya.
Berikut alat-alat yang digunakan dalam musik tradisional golomang:
- Satu unit golomang (kolintang besi)
- Satu rebana besar
- Satu gulantung (gong)
- Dua gimbal (gendang)
- Empat marwas
- Dua bonsing dari bambu
- Empat bolontung dari bambu
- Satu kukulan (kentongan) dari bambu
(itd)
Editor: Ronny Adolof Buol