BOLMONG, ZONAUTARA.com – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow resmi menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta angin kencang di wilayah Kabupaten Bolmong.
Status ini resmi berlaku selama 45 hari kedepan. Terhitung mulai 2 September hingga 16 Oktober 2019.
Status siaga darurat ditetapkan berdasarkan rapat koordinasi bersama unsur Forkopimda di ruang rapat Sekretaris Daerah Bolmong, Senin (2/9/2019).
Rakor dihadiri Wakapolres Kotamobagu, Kompol Efendy Tubagus, bersama jajaran, Dandim 1303/Bolmong, Letkol Inf Sigit Dwi Cahyo bersama jajaran, pimpinan perangkat daerah, para camat di wilayah pesisir pantura Bolmong.
Rakor yang dipimpin Sekda, Tahlis Gallang itu membahas terkait bencana kekeringan, karhutla dan dampak angin kencang di wilayah Kabupaten Bolmong.
Tahlis dalam penyampaiannya menyebutkan, beberapa pekan terakhir, kasus karhutla di Bolmong terus meningkat. Hal itu diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat yang membakar lahan disaat musim kemarau yang akan berdampak di kemudian hari.
“Dengan beberapa kasus ini, saya mengapresiasi kepada semua pihak yang sudah berupaya melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bolmong. Untuk itu saya berharap kerjasama ini terus ditingkatkan. Mengingat Karhutla di Bolmong merupakan bencana tahunan,” kata Tahlis, sembari berharap, rakor itu dapat membangun komunikasi antara pemerintah dan masyarakat yang ada di desa, kelurahan maupun kecamatan.
“Sehingga dengan adanya komunikasi ini, kita bisa lebih cepat mencegah titik api yang ada,” ucap Tahlis Gallang.
Sementara itu, Kepala BPBD Bolmong, Haris Dilapanga melalui Kepala Seksi Tanggap Darurat, Abdul Muin Paputungan menyebutkan, intensnya kejadian karhutla menjadi pokok dalam rakor dimaksud, selain bencana kekeringan yang mulai dirasakan warga pesisir pantura, gagal panen dan terjangan angin kencang.
Indikator penetapan status siaga
Penetapan status siaga darurat bencana kekeringan, karhutla dan angin kencang di Bolmong berdasarkan beberapa indikator. Yakni, berdasarkan data dan analisa BMKG, stasiun klimatologi Sulut terkait musim kemarau di wilayah Bolmong.
“Untuk kekeringan berdasarkan laporan yang masuk sudah ada dua kecamatan yakni Bolaang dan Bolaang Timur. Dua wilayah itu mulai kesulitan air bersih. Dan ada petani yang mengalami gagal panen. Tapi laporan ini masih akan didalami dengan melakukan assessment di lapangan. Laporan yang masuk juga terkait kekeringan di desa Bintau, Kecamatan Passi Barat,” kata Abdul Muin.
Indikator lain yakni karhutla yang masih intens terjadi khususnya di tiga kecamatan di wilayah pesisir Bolmong. Yakni Kecamatan Lolak, Sangtombolang dan Bolaang. Sampai Senin (2/9/2019), sudah ada 18 desa di tiga kecamatan yang mengalami terdampak karhutla. Luas lahan yang terbakar sekitar 60–an hektar.
Indikator lain juga, yakni siaran pers BMKG, pada 1 September 2019 terkait peringatan dini badai tropis Podul. Ada sirkulasi tekanan udara basah di wilayah Papua, Halmahera, dan dari selatan mengarah ke Filipina melewati Sulut.
“Sehingga angin kencang sampai sekarang masih terus terjadi dan mengakibatkan beberapa fasilitas umum milik pemerintah dan rumah warga yang rusak parah. Angin kencang juga menjadi salah satu pemicu kebakaran,” ungkapnya.
Di sisi lain, sebagai tindak lanjut pasca penetapan status siaga, Pemkab Bolmong melalui BPBD akan membuat posko terpadu yang melibatkan unsur TNI, Polri, Pemkab Bolmong dan relawan yang dipusatkan di kantor BPBD Bolmong.
“Untuk menunjang posko utama yang ada di Kantor BPBD Bolmong di Lolak, juga akan dibuat dua posko lapangan (poslap) di Kecamatan Bolaang untuk mengcover Bolaang dan Bolaang Timur sampai Poigar. Dan poslap di Kecamatan Sangtombolang,” jelas Abdul Muin Paputungan.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Bolmong, Remon Ratu turut menambahkan, pihaknya juga sudah menerima laporan terkait wilayah yang berpotensi kekeringan.
“Khususnya di wilayah Pantura. Sementara di wilayah lain seperti Kecamatan Lolayan, Dumoga Bersatu dan Passi hingga saat ini stok air masih cukup. Dan sebagai langkah antisipasi, saat ini sementara dipersiapkan untuk pemasangan pompa air di wilayah yang ada sumber air,” singkat Remon Ratu. (itd)
Editor: Ronny Adolof Buol