ZONAUTARA.com – Penanganan sampah plastik di Kota Manado bukan hanya urusan pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab semua elemen. Kamira Energy hadir menjawab panggilan itu. Startup yang beroperasi pada awal Agustus 2019 ini, memudahkan masyarakat dalam mengatasi sampah yang diproduksi oleh rumah tangga, kantor, perusahaan, dan lembaga lainnya.
Dengan meluncurkan aplikasi mobile bernama Kamira, startup ini dalam sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Selain bergerak di bidang penjemputan sampah untuk diolah menjadi energi, Kamira Energy juga memiliki program edukasi mengenai penanganan sampah.
CEO dan Co-Founder Kamira Energy Daniel Wurangian ketika diwawancarai wartawan Zona Utara, Selasa (03/09/2019), bercerita bahwa sejak awal Kamira Energy berdiri telah berkomitmen untuk mengedukasi warga agar sampah dapat diolah menjadi sumber daya atau energi jika warga sadar untuk memilahnya sejak dari rumah.
“Aplikasi Kamira merupakan produk teknologi unggulan lokal Manado yang memungkinkan masyarakat memanggil layanan jemput sampah terutama plastik dan minyak goreng bekas dengan mudah dan tanpa biaya. Plastik dan minyak goreng bekas tersebut akan diolah oleh Mitra Kamira menjadi bahan bakar,” kata Daniel.
Kamira Energy, lanjutnya, mempunyai misi untuk mengurangi jumlah sampah dari rumah tangga menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau hanya dibakar. Sementara TPA di Kota Manado saat ini sudah tidak representatif dan jika sampah dibakar akan berdampak buruk akibat zat beracun dioxin dan furan hasil pembakaran.
“Saat ini, kami mengembangkan dan terus menyempurnakan salah satu pilar utama yang kami usung, yaitu Trash Point. Pengguna dapat melakukan pemanggilan kolektor sampah mitra Kamira. Lalu memberikan sampah plastik dan minyak goreng bekasnya dan akan mendapatkan Trash Point yang bisa dipakai untuk membeli sembako, pulsa, atau membayar iuran BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Untuk mendapatkan layanan jemput ini, kata Daniel, warga hanya perlu mendaftar di aplikasi dan warga akan mendapatkan pinjaman ember berpenutup dan jerigen 5 liter untuk menampung sampah di rumah. Setelah terisi penuh warga bisa melakukan permintaan jemput sampah via aplikasi Kamira.
Dijelaskannya, Kamira Energy kini telah memiliki lebih dari 100 pengguna dan 5 perusahaan di Kota Manado yang menggunakan jasa dari Kamira ini. Para pengguna awal juga berharap warga lainnya bisa bersama-sama mengurangi sampah menuju TPA dan hasilnya dapat berguna bagi perputaran ekonomi lewat aplikasi Kamira.
“Kamira Energy berkolaborasi dengan Bank Sampah Simfoni asuhan Marlon Kamagi dan jaringannya untuk mengolah sampah-sampah non-komersil yang tidak bisa diterima Bank Sampah. Kolaborasi juga dilakukan Kamira di sosialisasi pengolahan sampah menjadi energi bersama komunitas-komunitas pecinta lingkungan di Kota Manado,” terang Daniel.
Di tahun 2019, startup yang didirikan Daniel Wurangian bersama Eko Suprianto ini, memiliki sejumlah rencana penting, termasuk bekerja sama dengan unsur pemerintahan dan swasta untuk turut mendukung misi Kamira soal sampah menjadi energi ini. Misi ini butuh topangan dan kerja sama semua elemen warga kota Manado.
“Karena mengurus sampah bukan hanya tugas pemerintah. Melainkan wargalah yang berperan penting, dengan cara sadar memilah sampahnya di rumah dan mengirimnya untuk diolah menjadi hal yang bernilai secara ekonomi. Dengan pola pikir yang benar yaitu melihat sampah bukan sebagai masalah melainkan sumber daya maka Kamira bersama warga dan Pemerintah Kota Manado bisa bahu-membahu mengatasi masalah sampah dari hulu hingga hilir demi anak cucu kita dan bagi kota yang kita cintai bersama ini,” jelas Daniel.
Paulus Steven Tuwo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Negeri 4 Manado, mengungkapkan respons positifnya atas kehadiran Kamira. Menurutnya, langkah startup ini sangat dibutuhkan dan bersinergi dengan kebutuhan dunia pendidikan.
“Selain bisa memudahkan membuang sampah plastik, juga dapat memudahkan pihak sekolah dalam mengedukasi siswa mengenai upaya penanganan sampah plastik. Kita tahu bersama bahwa para siswalah adalah masa depan bangsa,” kata Paulus.
Bila ingin ada generasi bangsa yang sadar lingkungan, imbuhnya, maka itu harus dimulai dari lingkungan sekolah. Sekolah seperti SMK Negeri 4 Manado berharap Kamira bisa datang mengedukasi para siswa secara langsung.
“Kami mendukungnya,” ujarnya.
Editor: Rahadih Gedoan