MANADO, ZONAUTARA.com – Rasa bangga dirasakan oleh tim pengembang startup asal Manado, Kamira Energy saat meraih The Best Team dan Juara 3 pada Startup Competition 2019, yang digelar oleh Perusahaan Gas Negara (PGN).
“Ini prestasi diluar target, sebab kami berangkat dengan persiapan yang minim. Sewaktu pemberitahuan datang, beberapa anggota tim sibuk dengan berbagai event,” jelas CEO Kamira Energy, Daniel Wurangian, Jumat (6/12/2019).
Startup Competition sendiri diikuti oleh 10 finalis yang diseleksi dari 131 peserta yang mendaftar se-Indonesia.
“Menjadi sepuluh besar nasional saja kami sudah sangat bangga, apalagi tahu bahwa kami adalah satu-satunya tim yang berasal dari luar pulau Jawa dan Bali,” kata Daniel.
PGN yang merupakan anak perusahan Pertamina menggelar Startup Competition 2019 dengan tujuan mendapatkan kontribusi inovasi yang segar di bidang energi terbarukan. Harapannya adalah memberi dampak bagi kemandirian energi di Indonesia.
Kamira Energy yang beranggotakan Daniel Wurangian, Rivaldo Lasut, Leyne Sagay dan Eko Suprianto fokus pada isu sampah plastik.
Catatan Kamira Energy, saban hari ada 400 ton sampah yang dibuang di Manado. Dari jumlah itu, sebanyak 15% merupakan sampah plastik. Ditambah dengan perilaku warga yang masih belum peduli dengan penanganan sampah, maka persoalan ini akan terus menjadi masalah.
“Saat ini memang sudah banyak kegiatan bersih-bersih pantai atau sungai. Tapi warga hanya menjadi penonton. Sementara sampah yang dikumpulkan dikirim ke tempat pembuangan akhir, padahal di sana juga banyak masalah,” kata Community Manager Kamira Energy, Leyne Sagay.
Kamira Energy punya program mengedukasi warga agar bijak memilah sampah sejak dari rumah. Sampah yang dipilah bisa dimanfaatkan menjadi sumberdaya baru.
Sebuah aplikasi mobile disiapkan oleh Kamira Energy. Warga yang telah memilah sampah, bisa memanggil riders, semacam ojek online lewat aplikasi itu. Sampah kemudian dijemput dan akan diolah menjadi bahan bakar minyak solar. Alatnya bernama Plastminator Kamira.
“Alat ini menggunakan sistem pirolisis, katalis, memisahkan asam dan destilasi sehingga menjadi minyak solar. Solar yang dihasilkan setara dengan solar yang ada di pasaran dengan kandungan sulfur dan emisi yang rendah,” jelas Daniel.
Dengan sistem yang dibangun, Kamira Energy ingin memberi kontribusi bagi kebutuhan energi ramah lingkungan sembari ikut menangani persoalan sampah di Sulawesi Utara.
Konsep yang ditawarkan oleh startup asal Manado inilah yang kemudian menarik buat juri dalam Startup Competition PGN 2019.
“Kami harus melewati bootcamp selama 3 hari di Bogor, dan mengadu ide pada Pitching Day di Jakarta pada 29 November 2019 lalu. Para juri datang dari pelaku startup dan venture capita besar di Indonesia. Kami merasakan tekanan yang besar. Bersyukur bisa meraih hasil terbaik,” kata Leyne.
Editor: Ronny Adolof Buol