BOLMONG, ZONAUTARA.com—Mulai 1 Januari 2020, iuran BPJS Kesehatan resmi naik 100 persen. Hal ini tentu menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Respons masyarakat rata-rata keberatan dengan kenaikan.
Hingga, Rabu (8/1/2020), tercatat sebanyak 50-an kepala keluarga (KK) di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) yang terdaftar sebagai peserta mandiri memilih untuk pindah kelas. Berkisar ratusan jiwa.
Kenaikan iuran BPJS Kesehatan yakni untuk kelas I dari Rp 80 ribu per bulan menjadi Rp 160 ribu, kelas II menjadi Rp 110 ribu dari sebelumnya Rp 51 ribu per bulan, dan kelas III menjadi Rp 42 ribu dari semula Rp 25 ribu per bulan.
“Sejak tanggal 2 Januari 2020 sudah ada peserta mandiri yang mengajukan turun kelas. Rata-rata perhari ada sekitar 10 kepala keluarga yang datang minta turun kelas. Hingga hari ini sudah ada sekitar 50-an KK,” kata Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Bolmong, Sri Wahyuni, Rabu (8/1/2020).
Dia menyebutkan kenaikan iuran resmi berlaku berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.
“Turunnya ada yang beragam. Ada yang dari kelas I turun ke kelas II, atau dari kelas I langsung turun ke kelas III, jadi tergantung masyarakatnya mau turun ke kelas berapa,” katanya.
Animo masyarakat ingin turun kelas itu lantaran biaya iuran yang naik drastis, maka warga mencari yang lebih murah. Tercatat, per 31 Desember 2019, peserta mandiri di BPJS Kesehatan Cabang Bolmong sebanyak 45.646.
Di sisi lain, tahun 2019 lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmong mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,3 miliar lebih untuk jaminan kesehatan daerah (jamkesda).
Kepala Dinas Kesehatan Bolmong, Sahara Albugis menuturkan, anggaran tersebut untuk kuota 5.000 peserta. Jamkesda menyasar khusus untuk peserta kelas III yakni Rp 23 ribu perbulan.
“Tahun ini kuotanya masih sama. Lima ribu peserta. Tapi sesuai dengan kenaikan iuran BPJS untuk kelas III menjadi 42 ribu, sehingga anggaran yang kita alokasikan juga dipastikan ikut naik. Sekitar 2 miliar lebih,” tandas Sahara.