ZONAUTARA.COM – Kasus merebaknya virus corona yang berasal dari China akan memengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Hal itu diprediksi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperkirakan akan terjadi penurunan kunjungan wisman terutama dari China.
Prediksi penurunan itu sejalan dengan larangan wisman asal China masuk ke Indonesia yang diumumkan pemerintah pada Minggu (2/2/2020).
“Kalau dilihat ada larangan dari pemerintah untuk berkunjung ke sini. Kalau ada larangan pasti mempengaruhi jumlah kunjungan wisman,” ucap Kepala BPS Suhariyanto, Senin (3/2), dikutip dari CNN Indonesia.
Namun, Suhariyanto tak menyebut lebih detail potensi penurunan jumlah wisman akibat larangan warga negara China berkunjungan ke Indonesia.
Berdasarkan data BPS, jumlah kunjungan wisman pada Desember 2019 hanya 1,37 juta. Angkanya turun dua persen jika dibandingkan dengan Desember 2018 yang mencapai 1,4 juta kunjungan.
Namun, jumlah kunjungan wisman pada Desember 2019 lebih tinggi 7 persen ketimbang bulan sebelumnya yang sebanyak 1,28 juta. Sementara, sepanjang tahun lalu jumlah kunjungan wisman sebanyak 16,11 juta atau naik 1,88 persen dari 2018 yang sebanyak 15,81 juta kunjungan.
Jumlah wisman dari China sendiri tahun lalu sebanyak 2,07 juta. China sendiri menjadi salah satu negara yang warganya banyak berkunjung ke Indonesia.
Penerbangan dari China dihentikan
Penerbangan dari China yang selama ini mengangkut wisman langsung ke Sulut melalui pintu masuk Bandar Udara Sam Ratulangi Manado juga dihentikan.
Langkah ini sejalan dengan perintah Presiden Jokowi yang meminta seluruh penerbangan dari dan ke China dihentikan sementara.
Dalam beberapa tahun terakhir, Sulawesi Utara sangat menggantungkan jumlah kunjungan wisman dari China. Ada lebih dari 10 penerbangan langsung saban minggu dari dan ke China yang mengangkut wisatawan.
Pada 2019, Sulut kedatangan 153.000 wisma, dan sebanyak 111.562 diantaranya berasal dari China.
Sulut menargetkan jumlah kunjungan wisman pada 2020 ini sebanyak 200 ribu kunjungan.
Editor: Ronny Adolof Buol