MANADO, ZONAUTARA.com – Kemeriahaan perayaan Cap Go Meh di Kota Manado, Sabtu (08/02/2020), turut dihiasi atraksi tari Kabasaran. Ada sekitar dua jenis Kabasaran yang menyemaraki calendar of event Kota Manado yang satu ini, yaitu Kabasaran Minahasa dan Kabasaran Bantik.
Sejumlah materi yang turut meramaikan kegiatan, di antaranya drum band, Paskibraka, musik bambu melulu, musik bambu klarinet, masamper, kendaraan hias, serta atraksi para tangsin di atas kio atau usungan.
Ribuan orang yang datang memadati acara yang digagas umat Tri Dharma dan dipusatkan di jalan DI Panjaitan, Kelurahan Calaca, Kota Manado ini, rela berdiri berjam-jam. Seorang pengunjung pria yang mengaku bernama Cale, mengatakan bahwa dirinya rela berdiri sekitar 4 jam untuk menyaksikan parade Cap Go Meh tersebut.
Menurutnya, panitia memang menyediakan fasilitas agar pengunjung bisa duduk tapi tetap saja tidak mampu menampung tingginya animo masyarakat yang datang.
“Terpaksa saya bersama teman-teman berdiri terus sepanjang kegiatan,” ujarnya.
Semua arak-arakan yang diikuti 6 klenteng yang ada di Kota Manado melewati panggung utama yang ditempati para tamu dan undangan. Dipandu komedian Onnie Epeng, acara perayaan Cap Go Meh berlangsung makin hangat.
Walikota Manado Godbless Sofcar Vicky Lumentut (GSVL) yang hadir bersama Wakil Walilota Manado Moor Dominus Bastiaan tampak menikmati sajian pertunjukan meski jalan sedang diguyur hujan.
Walikota Manado pada kesempatan tersebut menghimbau seluruh masyarakat agar tetap menjaga kebersamaan dan mempertahankan Kota Manado sebagai rumah besar bersama, tanpa melihat perbedaan suku atau etnis.
“Selamat Tahun Baru 2571. Manado saya titipkan agar makin hari makin maju, makin baik makin rukun,” ujar GSVL.
Sekilas sejarah Cap Go Meh di Kota Manado
Perayaan Cap Go Meh di Kota Manado sudah berlangsung ratusan tahun yang ditandai adanya bangunan klenteng pertama, yaitu klenteng Ban Hing Kiong.
Bangunan klenteng yang dikenal berdiri kokoh di pecinan Kota Manado ini sudah ada sejak abad ke-17. Klenteng ini awalnya hanya berdinding bambu dan beratap nibong.
Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 di bulan pertama dan merupakan hari terakhir perayaan Tahun Baru Imlek bagi masyarakat atau komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Cap artinya Sepuluh, Go artinya Lima, dan Meh artinya Malam.
Tradisi Cap Go Meh di Kota Manado sering diidentikkan dengan sebutan pasiar tapikong. Pasiar dalam bahasa Melayu Manado artinya jalan-jalan. Sedangkan Tapikong adalah sebutan merujuk kepada pengertian Toapekong (dialek Hokkian) atau Taipakkung (dialek Hakka) yang merujuk pada pengertian sosok Shen Ming (Sien Beng) Roh Suci atau roh leluhur.
Toa artinya tua, Pe artinya paman, Kong artinya Kakek. Pada perkembangannya, pasiar tapikong terkadang oleh sebagian masyarakat Manado hanya dipendekkan menjadi tapikong.
Pasiar tapikong atau tapikong merujuk pada perayaan Cap Go Meh ketika para Shen Ming akan keluar dari klenteng, arca (kimsin) diletakkan di Kio lalu diarak dan berkeliling untuk memberi berkat dan perlindungan bagi umat manusia.