Oleh: Meysi Lomboan *
ISK atau infeksi saluran kemih merupakan, suatu infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia.
Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit infeksi di dimana jumlah bakterinya berkembangbiak dengan jumlah kuman biakan urin > 100.000/ml urin.
Data statistik menyatakan 20-30% perempuan akan mengalami infeksi saluran kemih yang berulang pada suatu waktu di kehidupan mereka, sedangkan pada laki-laki sering terjadi setelah usia 50 tahun keatas.
Dan juga menurut penelitian dari Health First oleh rumah sakit Pondok Indah di sepanjang tahun 2019 kemarin, angka kejadian gangguan BAK meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada pria, angka kejadiannya meningkat dari 4,8% pada usia 19-44 tahun menjadi 11,2% Pada usia 45-64 tahun,dan 21,1%Â pada orang yang berusia 65 tahun keatas.
Proses berkemih ini merupakan proses pembersihan bakteri dari kandung kemih, sehingga kebiasaan menahan kencing atau berkemih yang tidak sempurna akan meningkatkan risiko untuk terjadinya infeksi.
Ada berbagai jenis infeksi saluran kemih (ISK)
1) Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, yaitu bila infeksi saluran kemih tanpa faktor penyulit dan tidak didapatkan gangguan struktur maupun fungsi saluran kemih.
2) Infeksi saluran kemih terkomplikasi, yaitu bila terdapat hal-hal tertentu sebagai infeksi saluran kemih dan kelainan struktur maupun fungsional yang merubah aliran urin seperti obstruksi aliran urin, batu saluran kemih, kista ginjal, tumor ginjal, residu urin dalam kandung kemih
Penyebab / etiologi
Infeksi saluran kemih ini sebagian besar disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Namun bakterilah yang sering menjadi penyebab dari ISK.
Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus dan akan naik ke system saluran kemih antara lain adalah Escherichiacoli, proteus sp, Enterobacter.
Pasca operasi juga sering terjadi infeksi oleh Pseudomonas, sedangkan Chlamdya dan Mycoplasma bisa saja terjadi akan tetapi juga jarang ditemukan pada orang yang terkena ISK.
Selain mikroorganisme, ada faktor lain yang dapat memicu ISK yaitu faktor predisposisi atau kecenderungan khusus ke arah suatu keadaan atau perkembangan dari individu/seseorang.
Pengobatan
Infeksi saluran kemih yang masih ringan biasanya atau pada umumnya hanya ditangani dengan pemberian antibiotik saja yang diresepkan oleh dokter.
Infeksi akan mereda atau membaik sekitar 3 hari mulai dari pengobatan. Untuk infeksi saluran kemih yang berulang, dokter bisa saja akan meresepkan obat antibiotic yang jangka panjang atau lebih lama.
Selain itu juga, dibutuhkan evaluasi yang lebih lanjut untuk mengetahui atau menentukan akan penyebab dari infeksi saluran kemih yang terjadi, apakah cukup sering atau hanya terjadi berulang dalam waktu yang dekat.
Pencegahan
Jika seorang individu sering mengalami infeksi saluran kencing, maka saat ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menghindari terjadinya infeksi berulang, seperti :
1) Menjaga kondisi hidrasi tubuh dengan memastikan konsumsi air minum yang rutin dan mencukupi kebutuhan harian.
2) Menjaga kebersihan anus dan membersihkannya dari arah depan ke belakang saat selesai BAK maupun BAB.
3) Mencuci tangan yang benar, khususnya setelah kita melakukan aktivitas di toilet.
4) Berkemih dan membersihkan diri setelah berhubungan seks.
5) Menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan menghindari bahan sintetis seperti nilon.
6) Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dalam saluran kemih.
- Jadi gambaran klinis dari penyakit infeksi saluran kemih umumnya sebagai berikut :
- Rasa sakit pada punggung
- Adanya darah pada urin
- Urin yang keruh
- Ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar
- Demam
- Dorongan untuk berkemih/kencing pada malam hari
- Tidak nafsu makan
- Rasa sakit pada saat berkemih
- Lemah dan lesuh
Jadi tingkatkan kesehatan dan kebersihan pribadi harus diterapkan dalam keluarga agar keluarga menjadi sehat dan terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih atau infeksi bakteri secara umum.
* Penulis merupakan mahasiswa di Universitas Katolik De La Salle Manado