BOLMUT, ZONAUTARA.COM – Warga Desa Sidodadi, Kecamatan Sangkub masih terisilor pasca bencana banjir bandang dan longsor terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Rabu (4/3/2020).
Hingga Sabtu (7/3) akses jalan menuju desa tersebut belum bisa dilalui. Demikian pula, warga desa belum bisa keluar menuju ke desa tetangganya.
Setidaknya terdapat tujuh titik longsor yang menutupi akses jalan ke Desa Sidodadi. Zonautara.com yang mencoba mendatangi Desa Sidodadi hanya bisa sampai di ujung Desa Pangkusa, desa terdekat.
Pendistribusian bantuan masih terhalang, meski Posko Bantuan telah didirikan di Desa Pangkusa.
Sagiman (55) warga Pangkusa yang rumahnya ikut diterjang longsor, mengatakan tidak mengetahui persis kondisi di Sidodadi.
“Kami saja baru dapat bantuan setelah hari ketiga bencana. Akses jalan tertutup longsor,” ujar Sagiman saat ditemui sedang membersihkan lumpur di rumahnya.
Warga yang terkena dampak di Pangkusa berharap, bantuan dari pemerintah bisa tepat sasaran dan sampai ke mereka yang sangat membutuhkan.
“Yang kami liat bantuan tidak merata. Bantuan cuma ditaruh di Posko. Seharusnya dibagikan saja ke kami sebagai korban,” keluh Sumarni warga Pangkusa yang mengaku baru bisa makan mie instan setelah tiga hari bencana.
2 korban dan kerugian
Sementara itu Bupati Bolmut Depri Pontoh melaporkan kepada Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandowu yang datang di Pangkusa, bahwa bencana ini telah terjadi di 52 Desa di 4 wilayah Kecamatan, yakni Kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur dan Bolangitang Barat.
Bencana ini telah menyebabkan dua orang hanyut terbawa arus, salah satunya telah ditemukan jasadnya oleh Tim Basarnas pada Kamis (05/03/2020) dan korban lainnya masih dalam pencarian tim.
“Kerusakan dan kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor, di antaranya kerugian perumahan meliputi, rumah permanen rusak berat satu unit, rumah semi permanen rusak berat 288 unit, rusak sedang 57 unit, dan rusak ringan 6.824 unit,” kata Pontoh.
“Kerugian ekonomi meliputi, pertanian sawah seluas 1.784,66 hektar, ladang seluas 341 hektar. Kemudian perikanan tambak ikan 17.000 ekor, peternakan sapi 266 ekor, kambing 159 ekor, ayam 1001 ekor, dan perdagangan kios 6 unit,” jelas Pontoh.
Kerugian sosial meliputi, kerusakan SD 80 RKB, SMP 48 RKB dan tempat ibadah mesjid 1 unit. Sehingga total keseluruhan nilai kerusakan dan kerugian mencapai Rp. 104.423.661.375,-.
Menurut Pontoh jajaran Pemkab Bolmut sudah melakukan upaya semaksimal mungkin melakukan penanganan dampak banjir dengan sumber daya yang ada, seperti evakuasi masyarakat yang terdampak dan membuat tempat pengungsian, pos bencana, pos pelayanan kesehatan serta dapur umum di desa lokasi terjadinya bencana.
“Memberikan bantuan awal kepada masyarakat berupa sembako makanan siap saji yang langsung didistribusikan baik dari Pemerintah Daerah juga dari bantuan masyarakat Desa tetangga dan relawan-relawan yang peduli atas musibah ini,” kata Pontoh.
Akses jalan dibuka
Di samping itu, menurut Pontoh upaya untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor, Pemkab Bolmut sudah mendatangkan alat berat dan terus berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional wilayah Sulut agar akses jalan Trans Sulawesi dapat segera segera dilalui.
Pada kesempatan itu Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw menyerahkan secara simbolis bantuan berupa sembako dan perlengkapan warga, bantuan penerangan jalan umum tenaga surya sebanyak 40 titik senilai Rp. 1.000.000.000, pemasangan listrik gratis 450 watt untuk 50 rumah warga kurang mampu senilai Rp. 135.000.000 dan bantuan alat alkon dari PT. Bank Sulutgo dan PT. Conch.
Dalam arahannya, Kandouw mengungkapkan keprihatinannya terhadap kejadian bencana di Kabupaten Bolmut. Menurutnya, kunjungan kerjanya bertujuan untuk mengidentifikasi dampak kerusakan yang diakibatkan oleh bencana dan memastikan langsung apa yang menjadi kebutuhan warga terdampak banjir dan tanah longsor.
“Kebutuhan masyarakat akan makan, pakaian dan tempat tinggal yang layak harus dipenuhi secara sistematis dan masif. Karenanya, dibutuhkan kebersamaan. Pemerintah punya kewenangan, kekuasaan dan kapasitas, namun yang paling utama adalah rasa empati dari kita semua untuk bersama meringankan beban sesama masyarakat,” kata Kandouw.
Tugas Pemerintah juga, lanjut Wagub, harus memastikan proses belajar mengajar dan ujian kelulusan sekolah baik SD, SMP dan SMA agar tetap terlaksana dan berjalan dengan lancar.
Editor: Ronny Adolof Buol