ZONAUTARA.COM – Presiden Joko Widodo menyampaikan alasan pertimbangannya tidak memilih opsi lockdown atau karantina wilayah mengatasi krisis Corona.
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait pandemi Covid-19 yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/3/2020).
Jokowi memberi alasan telah mempelajari karakter hingga dampak sejumlah negara di dunia yang melakukan lockdown.
“Ada yang bertanya kenapa kebijakan lockdown tidak dilakukan. Perlu saya sampaikan setiap negara punya karakter yang berbeda-beda, budaya yang berbeda-beda, kedisiplinan yang berbeda-beda, oleh sebab itu kita tidak memilih jalan itu,” ujar Jokowi.
Menurutnya, sejumlah analisis hasil lockdown dari beberapa negara telah dipelajari. Diketahui, sejumlah negara telah melakukan lockdown terkait covid-19 di antaranya Denmark, Prancis, dan Italia, termasuk hari ini Inggris.
Baca pula: Inggris tempu kebijakan lockdown atasi corona
“Itu sudah dipelajari. Saya memiliki analisis-analisis dari semua negara. Ada semuanya kebijakan mereka apa, mereka melakukan apa, hasilnya seperti apa. Semuanya dari Kemenlu sehingga terus kita pantau setiap hari,” katanya.
Jokowi menegaskan, saat ini di Indonesia masih menerapkan physical distancing atau jaga jarak. Penyebutan istilah ini berubah dari sebelumnya yakni social distancing.
Ia meyakini jika imbauan jaga jarak dilakukan maka persebaran Covid-19 dapat dicegah. Namun Jokowi mengingatkan, perlu disiplin yang kuat untuk menerapkan physical distancing.
“Jika itu dilakukan saya yakin kita bisa cegah penyebaran Covid-19, tapi perlu disiplin yang kuat, ketegasan kuat, jangan sampai yang sudah diisolasi, saya baca berita, sudah diisolasi masih bantu tetangga hajatan,” ucapnya.
Pemerintah sebelumnya telah mengumumkan penambahan jumlah pasien positif Covid-19 menjadi 579 kasus. Jumlah ini bertambah 65 kasus dari sebelumnya yakni 514 kasus.
Sementara jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 juga bertambah dari 48 menjadi 49 orang. Sedangkan jumlah pasien sembuh dari 29 menjadi 30 orang.
Sejauh ini, negara yang telah menerapkan lockdown antara lain China, Iran, Italia, Denmark, Spanyol, Mongolia, Korea Utara. Malaysia dan Singapura juga telah menerapkan hal itu.