ZONAUTARA.COM – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tidak langsung menegur dan menindaki maskapai penerbangan Batik Air, yang melanggar protokol kesehatan.
Dikutip dari Suara.com, Anggota Komisi V DPR Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Athari Gauhti Ardi, mendapati laporan dugaan pelanggaran group Lion Air tersebut.
“Saya dapat laporan banyak dari rekan-rekan sesama anggota dan komisi bahwa di salah satu penerbangan ada yang tidak menerapkan protokol COVID-19,” katanya.
Athari menilai bahwa Kemenhub sebagai regulator harus memperhatikan pelaksaan prosedur protokol kesehatan di lapangan.
“Protokol yang dibuat bagus, tapi pelaksanaan yang di bawah perlu diperhatikan. Anggota kami naik pesawat Batik Air dari Jakarta ke Makassar. Yang harusnya kapasitasnya 70 persen, tapi 100 persen. Tidak diterapkan ‘physical distancing’ sama sekali,” katanya.
Dia mengatakan kejadian tersebut ironis karena kasus terinfeksi COVID-19 semakin meningkat.
“Kita tahu COVID-19 ini kasusnya sedang meningkat dan sangat mengkhawtirkan, kami mohon dilakukan teguran. Kami tahu pemulihan ekonomi penting, tapi jangan sampai rakyat kami yang menerima akibatnya. Pak Menhub harus disoroti harus ada ‘physical distancing’ di pesawat dan protokol-protokol lainnya,” katanya.
Menanggapi hal itu, Menteri Budi Karya berjanji akan menegur maskapai Batik Air.
“Batik nanti akan kita tegur karena memang kadang-kadang di tengah COVID-19 orang suka khilaf. Cuma, ini khilafnya terus-terusan lagi, sekali lagi akan kita tegur,” kata Menhub ditulis Selasa (1/9/2020).
Sebelumnya, Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro membenarkan adanya dua penerbangan yang tingkat keterisiannya melebihi kapasitas 70 persen.
Dalam Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2020 tentang Operasional Transportasi Udara dalam Masa Kegiatan Masyarakat Produktif dan Aman dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) diwajibkan bagi seluruh angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri sesuai dengan konfigurasi tempat duduk dan pengaturan kursi (seating arrangement) berdasarkan karakteristik penumpang maksimal 70 persen kapasitas angkut (load factor).