ZONAUTARA.com – Highly sensitive person adalah kepribadian seseorang yang memiliki respons fisik, mental, dan emosional lebih dari orang pada umumnya terhadap rangsangan eksternal (sosial dan lingkungan) ataupun internal (dalam diri sendiri). Orang dengan kepribadian ini tidak selalu jadi introvert, kadang juga ekstrover, ataupun di antara keduanya.Â
Ciri dari orang-orang dengan sensitivitas akut ini adalah memiliki perasaan yang banyak tentang berbagai hal, tetapi menyembunyikan emosi itu dari orang lain. Biasanya orang dengan kepribadian ini cukup handal untuk meredam emosi.
Mereka juga akan terlihat tidak nyaman dalam situasi kelompok, seperti rapat kerja, pesta, atau berkumpul dengan orang banyak lainnya. Pasalnya, situasi ini terlalu melibatkan banyak stimulasi, seperti suara keras dan banyak orang yang berbicara sehingga akan sangat menguras energi mereka. Namun, bukan berarti orang dengan kepribadian ini tidak menghargai ataupun menyukai pertemuan atau silaturahmi.
Saat memulai hubungan baru, orang dengan kepribadian highly sensitive person akan mencari jaminan. Pasalnya, ia hipersensitif terhadap tanda-tanda penolakan yang dirasakan.
Biasanya orang dengan kepribadian highly sensitive person menyukai hal-hal seperti originalitas, kejujuran, keterusterangan, respek, kedalaman, kreativitas, mendapatkan sebanyak mungkin informasi, mendapatkan waktu sebanyak mungkin, dan hal-hal bermakna.
Sebaliknya, mereka akan cenderung memiliki toleransi rendah terhadap hal-hal sentimental, ketidakjujuran, manipulasi, omong kosong, kedangkalan, penghinaan terhadap intelektualnya, hal yang biasa-biasa saja, orang-orang yang tidak melihat sesuatu secara keseluruhan, kesibukan yang serba buru-buru, dan hal-hal tidak bermakna atau tidak berfaedah.
Kepribadian seperti ini diduga berasal dari genetic. Beberapa varian gen tertentu juga dikaitkan dengan sifat-sifat pada kepribadian ini. Namun, lingkungan anak usia dini mungkin juga memainkan peran penting terhadap terbentuknya kepribadian highly sensitive person.
Bukti menunjukkan bahwa pengalaman awal mungkin memiliki efek epigenetik pada gen yang berkaitan dengan sensitivitas.
Menjadi orang yang sangat sensitif mungkin akan menemui banyak tantangan. Orang dengan kepribadian ini berjuang untuk beradaptasi dengan keadaan baru.
Mungkin ia akan menunjukkan respons emosional yang tampaknya tidak sesuai dalam situasi sosial, mungkin dengan mudah menjadi tidak nyaman dalam menanggapi stimulasi tertentu. Meski begitu, orang dengan kepribadian highly sensitive person sering mengaku bahwa mereka membentuk ikatan yang mendalam dengan orang lain.
Nah, nggak sudah tahu kan. Ternyata sensi dan baper nggak selamanya bermakna jelek kok. Meski sering diledek oleh orang-orang sekitar karena terlalu baper atau sensi, hal itu ternyata sangat wajar sebab kebaperan ini normal dan ada penjelasan ilmiahnya kok.