Manado, ZONAUTARA.com – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terpaksa mengambil sejumlah kebijakan terkait perkuliahan yang terdampak pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah mengharuskan seluruh kampus menerapkan pembelajaran dalam jaringan atau daring.
Jika para mahasiswa mengaku kesulitan jaringan internet, dan tidak punya biaya kuota internet, bagaimana dengan para dosen? Berikut cerita Jultje Aneke Rattu, dosen Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
“Proses pembelajaran daring ini menghemat waktu dan tenaga, serta tidak perlu keluar rumah,” ujar Jultje, Kamis (8/10/2020).
Kendala yang dialami biasanya di jaringan internet, juga ketika kehabisan kuota internet. Terkait pembelajaran daring ini, di Unsrat Manado memang sudah mencanangkan programnya sebelum pandemi Covid-19. Bahwa pada bulan Juli 2020 nanti akan belajar lewat online, namun virus corona mempercepat segalanya.
“Melihat daya serap dari mahasiswa sendiri, saya rasa sudah sangat baik. Karena jika kurang memahami mereka bisa mencarinya di internet,” tuturnya.
Dia juga bersyukur bisa memahami cara mengajar secara daring ini dan dapat diterima oleh mahasiswa dengan baik. Meski banyak mahasiswa yang mengeluh karena jaringan internet.
“Saya mengimbau agar tidak menyerah cari tempat yang akses internetnya bagus. Karena jika internetnya terganggu, proses pembelajaran tetap berlangsung dan mereka sendiri yang rugi,” ungkap Rattu.
Dia menambahkan, para mahasiswa juga harus kreatif dalam masa pembelajaran online ini karena banyak sumber yang tersedia secara online.
“Tetapi harus kritis karena sekarang banyak informasi yang menyesatkan,” tandas Rattu.
Penulis: Mikhael Labaro