Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network
No Result
View All Result
Zonautara
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network
No Result
View All Result
Zonautara
No Result
View All Result
Home PERISTIWA ZONA TERKINI Lingkungan dan Konservasi

Build back better, strategi atasi lonjakan emisi pasca pandemi

by Ronny Adolof Buol
10 October 2020
A A
Zonautara.com

Sebagian wilayah hutan di Bolaang Mongondow. (Foto: Ronny A. Buol)

Jakarta, ZONAUTARA.com – Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi dan kesehatan, tetapi berdampak juga ke aspek lingkungan. Dampak positifnya, penggunaan bahan bakar fosil menurun dan gumpalan asap pabrik berkurang, sehingga kualitas udara meningkat.

Meski demikian, limbah medis dan sampah plastik semakin meningkat. Dari sisi transportasi, masyarakat kembali beralih menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi publik.

Menurut Manajer Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon, Egi Suarga pandemi memang menurunkan emisi karbon. Hanya saja tantangannya, pasca pandemi diperkirakan emisi karbon bisa melonjak. Menilik pasca krisis 2008, kata Egi, emisi karbon meningkat hingga 5,9% secara global di 2010.

“Ini yang menjadi perhatian kita semua, pada saat nanti kita masuk pada tahap recovery. Jangan sampai kita nanti mengalami peningkatan emisi yang signifikan pasca pandemi,” ujarnya dalam acara virtual Workshop Uurnalis bertajuk Build Back Better, yang diselenggarakan Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) dan WRI Indonesia, 8 Oktober 2020.

Dalam kegiatan yang diikuti puluhan jurnalis se-Indonesia tersebut, Egi juga menjelaskan bahwa alokasi stimulis untuk penanganan dan pemulihan pasca pandemi secara global mencapai USD10 triliun.

Baca Pula:

Perusahaan Swiss Secara Permanen Hilangkan CO2 dari Udara

14 January 2023
Mahakam Ulu

Tata kelola sampah yang amburadul sebabkan sungai di Indonesia tercemar mikroplastik

30 December 2022

“Jauh lebih besar dibandingkan krisis di 2008,” katanya.

Di Indonesia sendiri, pemerintah menganggarkan sekitar Rp700 triliun. Persoalannya, stimulus pemulihan pasca pandemi yang diberikan, tidak mempertimbangkan aspek lingkungan.

“Stimulus kita masih sangat brown,” katanya.

Egi mencatat, berdasarkan indeks green stimulus, pertimbangan aspek lingkungan dalam penetapan fiskal pemulihan pasca pandemi di Indonesia, masih sangat buruk.

“Alokasi stimulus kita, tidak mempertimbangkan indikator aspek-aspek dari sisi lingkungannya,” ujarnya..

Menurut Egi, seharusnya Pemerintah melakukan strategi pembangunan, build back better pasca pandemi. Yaitu, dengan pemulihan pembangunan pasca pandemi berdasarkan pendekatan lingkungan.

“Kita harus me-reset model pembangunan kita dan membangun untuk pulih ke arah yang lebih baik,” katanya.

Setelah pandemi ini, kata Egi, banyak negara melakukan pemulihan secara build back beter. Fokusnya pada kesejahteraan, inklusifitas dan kemanusiaan. Menurutnya, ada 4 prinsip yang perlu didorong untuk melakukan build back better pasca pendemi.

Pertama, build fairer atau pembangunan secara lebih adil. Menurutnya prinsip ini dapat menurunkan tingkat kemiskinan.

“Memberikan kesempatan kepada kaum perempuan, masyarakat adat, untuk memperoleh akses yang sama,” katanya.

Kedua, prinsip build stronger, yaitu membangun dengan lebih kuat. Menurutnya, pembangunan ke depan perlu diarahkan ke pembangunan rendah karbon yang menciptakan ekonomi kuat, peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan.

“Berbagai riset mengatakan, ketika kita pulih atau bertransisi ke pembangunan rendah karbon, dengan misalnya menggunakan energi baru terbarukan, itu menghasilkan tambahan pekerjaan yang siginifikan,” ujarnya.

Ketiga yaitu prinsip Build Safer. Menurutnya, dengan beralih ke rendah karbon, dapat memberikan dampak kesehatan yang jauh lebih baik. Menurut Egi, angka kematian terkait polusi cukup tinggi.

“Ketika kita melakukan recovery ke depan harus tetap mempertimbangkan aspek kebersihan udara. Agar kita lebih sehat dan produktif,” ujarnya.

Terakhir, Build cleaner, yaitu pembangunan rendah karbon untuk mendorong ekonomi. Menurut Egi, pihaknya pernah mensimulasikan pertumbuhan ekonomi dan rendah karbon. Hasilnya, ketika investasi dan bisnis menggunakan pendekatan rendah karbon, bisa meningkatkan pendapatan bruto domestik (PDB).

“Secara signifikan,” katanya.

(*)

Tags: sampahemisi karbonbuild back better
ShareTweetSend

Related Posts

mitigasi bencana
Lingkungan dan Konservasi

Awal 2023 Indonesia sudah alam 96 bencana alam, perlu perkuat strategi mitigasi

20 January 2023

...

SIEJ
Lingkungan dan Konservasi

SIEJ gelar Konferensi Nasional Jurnalis Lingkungan Hidup

19 January 2023

...

Discussion about this post

Facebook Twitter Instagram Youtube

Redaksi

Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Mongkonai Barat, Kotamobagu.
Email: [email protected]
[email protected]

  • Tentang Kami
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Data Pribadi

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
    • Press Review
    • Kabar Sulut
    • Bencana dan Musibah
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Hukum dan Regulasi
    • Lingkungan dan Konservasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Pemerintahan
    • Sosial Kemasyarakatan
  • LAPORAN KHAS
    • Insight
    • Indepth
    • Sorotan
    • Tematik
    • Persona
    • ZONA DATA
      • Angka
      • Visualisasi Data
    • TUTUR VISUAL
      • Foto
      • Video
      • Infografis
    • POJOK RONNY
      • Perjalanan
  • CARI TAHU
    • ZONAPEDIA
    • Bagaimana caranya?
    • Daftar
    • Sejarah
    • Hari Ini Dalam Sejarah
  • REHAT
  • Our Network

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.