ZONAUTARA.com – Salah satu pertanyaan yang cukup banyak dipertanyakan dan dibahas adalah tentang kepribadian. Misalnya pembahasan tentang introver ataupun ekstover yang ramai diperbincangkan.
Dari pembahasan ini muncul stereotip-stereotip yang akhirnya menjadi landasan berpikir dalam masyarakat. Tapi benar gak sih seperti itu? Simak beberapa stereotip paling umum dan faktanya.
Ekstrover itu selalu dominan dan berkumpul dengan banyak orang serta menjadi junjungan dalam masyarakat
Stereotip ini sebenarnya didasarkan pada kecenderungan orang ekstrover yang lebih menyukai keramaian, bertemu, serta mengobrol dengan banyak orang. Hal ini tidak salah.
Sifat aktif pada orang ektrover ini membuatnya selalu terlihat di manapun mereka berada. Berkat hal ini pula orang pun juga akan menilai mereka sebagai seorang yang bisa dipercaya karena kecenderungannya yang mudah bergaul.
Introver tidak mampu menjadi pembicara handal
Jika ekstrover dikenal dengan sifat dominannya, maka introver adalah sebaliknya. Para introver dianggap tidak mampu melakukan hal-hal yang umumnya berhubungan dengan banyak orang, misalnya jadi pembicara publik.
Pada kenyataannya, mereka hanya tidak diberi ruang untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya karena kalah dengan stereotip ektrover yang lebih unggul.
Tidak bisa berada di antara ektrover dan introver
Kamu lebih nyaman berdiam di rumah daripada harus bertemu dengan teman-teman. Namun, kamu juga menikmati ketika harus berbicara di hadapan publik.
Contoh ini memunculkan pertanyaan membingungkan apakah kamu adalah seorang introver atau ekstrover. Nyatanya, adapula kepribadian yang dikenal sebagai gabungan introver dengan ekstrover, yaitu ambiver. Kamu merupakan gabungan dari dua kepribadian pertama.
Introver dan ektrover adalah pilihan jelas
Mirip stereotip sebelumnya, yaitu anggapan bahwa introvert dan ektrover dianggap cukup jelas dan kaku. Hal yang berlaku kebanyakan adalah patokan bahwa ektrover lebih suka berkumpul dengan banyak orang dan introvert adalah si pemalu. Kamu yang memiliki kecenderungan berada di antaranya tidak berlaku untuk diakui.
Seseorang bisa mengubah kepribadiannya jadi introver ataupun ektrover dengan mudah
Ketika kamu adalah seorang yang bisa menyesuaikan diri pada dua kondisi, yaitu introver ataupun ektrover. Masyarakat justru berpikir bahwa kamu bisa beralih kepribadian dengan mudah.
Kamu bisa menjadi introver pada saat tertentu dan ektrover pada saat lainnya. Nyatanya, kamu masih membutuhkan waktu untuk menikmati waktu sebagai introvert ataupun ektrover.
Di lain sisi otak tetap membutuhkan waktu untuk merespons hal apa yang diinginkan misal berganti mode menjadi introver.
Nah, itulah beberapa stereotip yang berkembang. Meski demikian, setiap orang pasti memiliki spektrum introver ataupun ektrover. Hanya saja tingkat kecenderungannya yang berbeda.