ZONAUTARA.com – Tanggal 21 Maret 2020, menjadi momentum terakhir bagi dokter Wahyu Hidayat menjalani kegiatannya sebagai dokter di Rumah Sakit (RS) Anissa Cikarang, Jawa Barat, tempatnya bekerja. Pada 23 Maret 2020 atau dua hari kemudian, dokter Wahyu, begitu ia akrab disapa, mengeluhkan demam.
Namun ketika dirawat di RS Annisa Cikarang, hasil RO dan MSCT tidak mengarah pada tanda pneumonia ataupun Covid-19. Karena hasil tersebut beliau bahkan sempat dipulangkan.
Dua hari kemudian dokter Wahyu harus kembali dirawat dan mengikuti perawatan intensif dari tim medis. Pada saat itulah hasil RO beliau menunjukkan pneumonia dan dinyatakan positif Corona.
Setelah menjalani perawatan kurang lebih satu minggu, tepatnya pada Senin, 5 April pukul 06.13 WIB, doker Wahyu meninggal dunia pada usia 67 tahun dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Ia menghembuskan nafas terakhir di RS Pelni, Jakarta Barat.
“Teman yang baik, penuh semangat dan penuh perhatian terhadap teman terlebih lagi kepada pasien,” kenang Rh Budhi Muljanto tentang sosok dokter Wahyu melalui laporcovid19.
Kematian dokter Wahyu kembali menambah daftar panjang tenaga medis yang meninggal dunia karena covid-19. Sandi Nugraha adalah anak dari dokter Wahyu yang juga berprofesi sebagai dokter sempat ikut merawat sang ayahanda di detik-detik terakhir kehidupannya.
Setelah sang ayah berpulang ke pangkuan sang khalik, kesedihan, dan kerinduan teramat dalam terasa bagi Sandi dan keluarga. Ungkapan itu pun sempat dituangkan oleh Sandi sehari setelah sang ayah wafat melalui akun Instagram pribadinya.
“You’ll be Missed. Inshaa Allah Syahid ya pak, Husnul Khotimah. Wahyu Hidayat bin Soepardi 03/06/52 – 05/04/20,” tulis dr Sandi Nugraha, Sp.A pada akun Instagram @sssandinugrahaaa.
Dokter Wahyu adalah pria kelahiran Lumajang 3 Juni 1952 dan dibesarkan di Madiun. Ia berdomisili di Cikarang, Bekasi. Sedangkan dokter Sandi, anaknya, berada di Solo.
Dokter Wahyu adalah salah satu anggota IDI Kabupaten Bekasi. Beliau menempuh pendidikan spesialis di Universitas Gadjah Mada dan semasa hidupnya praktik di tiga rumah sakit di wilayah Cikarang.
Pada awal mula diumumkan ada pandemi virus corona di Indonesia, dokter Wahyu menjadi salah satu orang yang berupaya keras mencari perlengkapan medis Alat Pelindung Diri (APD).
Kendati masih kesulitan mendapatkan APD dan hanya mengenakan perlengkapan seadanya, kala itu dokter Wahyu tetap beraktivitas seperti biasa. Sebagai garda depan corona, ia tetap ikhlas dan selalu semangat menjalani semua tugasnya.
Ia masih terus merawat dan memberikan pelayanan kepada para pasiennya. Begitulah sampai akhir hayatnya dokter Wahyu menyerahkan kehidupannya, demi memperjuangkan kehidupan para pasien.