ZONAUTARA.com – Dokter Ismail merupakan seorang dokter di Kabupaten Bangkalan yang meninggal dunia setelah sempat terpapar Covid-19. Tenaga medis ini gugur tepat pada tanggal 28 Juli 2020.
Almarhum diketahui terpapar Covid -19 satu bulan sebelum meninggal, ketika dirinya akan menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Namun, hasil swab test yang dijalaninya saat itu menunjukkan hasil negatif. Almarhum juga disebut-sebut mengidap kanker palatum atau langit-langit rongga mulut.
Ketua IDI Bangkalan, dokter Farhat Suryaningrat turut membenarkan bahwa dokter Ismail memang mengidap kanker palatum atau langit-langit rongga mulut. Ia diketahui terpapar Covid -19 satu bulan yang lalu ketika akan menjalani kemoterapi di RSUD Dr Soetomo. Namun, tes swab Ismail sudah menunjukkan hasil negatif sebelum ia melakukan kemoterapi terakhirnya.
“Selama menunggu itu beliau terpapar Covid. Tapi terakhir sebelum kemoterapi, Covid -nya sudah negatif, dirawat di ruang biasa,” terang dokter Farhat.
Dokter Farhat sebenarnya juga baru saja memenangkan pertarungannya melawan Covid -19. Ia sempat dinyatakan positif Covid -19 dan dirawat di RSUD Dr Soetomo. Kini hasil swab test Farhat sudah menunjukkan hasil negatif COVID-19.
“Alhamdulillah saya baik. Ini sudah di rumah. Sudah negatif,” ungkapnya.
Ketua IDI Bangkalan ini menerangkan bahwa dokter yang meninggal dunia adalah dr Ismail, sudah pensiun sejak 3 tahun lalu dari RSUD Bangkalan dan tidak lagi aktif di dunia medis.
Ketua IDI Bangkalan juga menyebutkan bahwa ia tidak bisa disebut meninggal akibat Covid -19 lantaran sebelum meninggal diketahui hasil tes swab-nya negatif. Dari informasi yang kami terima dari IDI Jatim, menyebutkan bahwa almarhum meninggal akibat serangan jantung.
Meski sempat mengindap Covid, Farhat mengatakan, kematian Ismail tidak bisa disebut sebagai meninggal akibat Covid -19, lantaran sebelum meninggal ia sudah negatif. Namun, ada kemungkinan juga Covid -19 membuat kondisi Ismail yang sudah lemah akibat kanker menjadi semakin memburuk.
“Kalau itu saya kurang tahu pastinya bagaimana. Ada kemungkinan. Tapi memang bukan meninggal akibat Covid -19,” tuturnya.
Meski diketahui meninggal bukan karena Covid, nama beliau tetap dimasukkan ke dalam Pusara Digital pahlawan medis yang meninggal karena Covid karena almarhum juga berperan sebagai penyintas Covid-19.