TAHUNA, ZONAUTARA.com – Proses belajar di masa pandemi Covid-19 memberikan tantangan tersendiri bagi para pelajar yang tinggal di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.
Para pelajar di kepulauan ini sebagian besar terkendala jaringan internet karena memang tidak semua desa terjangkau jaringan internet dari provider yang beroperasi di Indonesia.
Lihat saja para pelajar di SMK Negeri 1 Tabukan Tengah. Kebanyakan pelajar di sini tidak bisa menerapkan belajar dalam jaringan (daring) akibat tidak memiliki jaringan internet seperti di tempat yang lain. Kondisi inilah yang memaksa mereka untuk belajar secara luar jaringan (luring).
Hal ini diakui John Wolff, Kepala SMK Negeri 1 Tabukan Tengah. Ia mengatakan bahwa saat ini sebagian besar siswanya hanya bisa belajar secara luring karena tidak semua tempat tinggal siswa memiliki akses internet. Di lain sisi, jaringan internet di sekolahnya juga sangat buruk.
“Siswa kami ada 148 orang. 90 persen di antaranya belajar secara luring karena tidak memiliki jaringan internet. Ada juga siswa yang tinggal di wilayah yang berjaringan internet tetapi sayangnya tidak memiliki handphone karena latar belakang orang tua yang tidak mampu,” kata John, Senin (16/11/2020).
Siswa yang akan belajar luring, lanjutnya, dikumpulkan di beberapa tempat yang tak jauh dari tempat tinggal mereka. Lalu para guru akan datang memberikan tugas dan mengambilnya lagi. Siswa yang tinggal di sekitar lokasi sekolah belajar luring dengan datang berkumpul di sekolah.
“Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu agar para siswa bisa belajar datang di sekolah seperti biasa,” harap John.
SMK Negeri 1 Tabukan Tengah memiliki 2 jurusan kompetensi keahlian, yaitu Nautika kapal penangkap ikan dan akuntansi. Para siswa dididik oleh 1 orang Aparatur Sipil Negara, yakni Kepala SMK Negeri 1 Tabukan Tengah sendiri. Sisanya hanya Tenaga Hatian Lepas.
Penulis: Julkifli Madina/kabarmanado.com