AMURANG, ZONAUTARA.com – Masa pandemi covid-19 siswa-siswi SMA Negeri 1 Motoling Barat mengikuti pembelajaran dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
Namun untuk daring terkendala oleh kondisi sejumlah siswa yang belum memiliki handphone. Jumlah siswa di SMA Negeri 1 Motoling Barat yang tak miliki handphone ada sekitar 50 siswa.
Hal ini disampaikan Kepala SMA Negeri 1 Motoling Barat Elfira Rondonuwu. Menurutnya, ada juga yang sudah memiliki handphone, tapi kadang bermasalah jaringan internet.
Untuk luring, kata Elfira, masih ada siswa yang tinggal di daerah jauh jaraknya dari sekolah, misalnya di Desa Toyopon dan Kroit.
“Jadi untuk menjangkau mereka, guru juga harus menggunakan kendaraan. Kalaupun dikumpul di satu tempat, bisa di Desa Raanan. Namun, kadang siswa yang tidak hadir, dengan alasan kesulitan kendaraan,” terangnya.
Elfira menuturkan, dalam pembelajaran luring dan daring pihaknya menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Siswa-siswi dan guru memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. Ini selalu kami ingatkan kepada mereka,” katanya.
Terkadang, lanjut Elfira, masih ada juga yang belum mengikuti protokol kesehatan karena mungkin merasa bahwa mereka tinggal di pedalaman yang jauh dari keramaian. Tapi sebagian besar sudah mengikuti protokol kesehatan.
“Di masa pandemi Covid-19 angka kehadiran belajar anak menurun akibat beberapa faktor, misalnya alasan tidak ada android dan jaringan sering lalod. Juga, kurangnya perhatian orang tua yang sibuk di kebun dan mungkin berpikir anak mereka pasti belajar daring,” terang Elfira.
Menghadapi hal ini, Elfira mendorong Guru Bidang Studi dan Wali Kelas dapat memberikan motivasi bagi anak-anak untuk tetap belajar, meskipun harus daring atau luring.
“Semoga Covid-19 ini cepat berlalau agar Kegiatan Belajar Mengajar sudah bisa kembali normal,” ujarnya.
Penulis: Erick Tumbuan/kabarpost.com