Apakah Tuberkulosis (TBC) Paru dapat disembuhkan? Lalu bagaimana caranya? Paling utama yang perlu diperhatikan adalah pergantian udara dalam ruangan di rumah maupun di tempat kerja, mengusahakan adanya sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan, menghindari orang yang batuk di dekat kita dengan cara menutup hidung dan mulut kita, serta mengusahakan tubuh agar selalu sehat supaya tidak mudah tertular penyakit.
Jangan khawatir jika anda sudah terlanjur tertular TBC Paru, anda dapat sembuh dari penyakit tersebut, dengan cara:
- Minumlah obat secara teratur sampai tuntas (lama pengobatan antar 6 – 8 bulan, yang terbagi dalam dua tahap yaitu obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan, dan kedua obat diminum 3 kali seminggu selama 4 atau 5 bulan).
- Jangan berhenti minum obat sebelum dinyatakan sembuh oleh perawat/dokter.
- Periksalah dahak selama pengobatan, sangat penting untuk memastikan apakah ada kemajuan dari pengobatan tersebut.
- Selama masa pengobatan anda bersedia diawasi oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).
Mari kita mengenal lebih dekat tentang TB Paru
TB Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh hasil Mycrobacterium Tuberculosis. TB Paru merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan bagian bawah. Dapat ditularkan dengan cara bentuk-bentuk, bersin, bicara yang tersebar melalui udara. Bakteri yang terjadi pada saluran pernapasan.
Adapun jenis bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang lama untuk mengobatinya. Maka dari itu alasan mengapa penderita TBC Paru proses penyembuhannya dibutuhkan waktu yang lama.
Selain itu bakteri ini juga sangat sering kali menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan organ tubuh lainnya.
Etiologi
Penyebab penyakit TB Paru adalah kuman tahan asam mycobacterium, sangat jarang oleh mycobacterium bovis dan mycobacterium atipik. Walaupun terdapat berbagai kemungkinan terjadinya TB Paru pasca-primer, namun yang paling memegang peranan di Indonesia adalah reaktivitas endogen.
Gejala
1. Gejala Klinik
- Batuk
- Dahak
- Batuk darah
- Nyeri dada
- Wheezing
- Dispneu
2. Gejala umum
- Panas badan
- Menggigil
- Keringat malam
- Gangguan menstruasi
- Anoreksia
- Lemah badan
Pengobatan TB Paru
TBC Paru dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto rontgen dada, tes darah, atau tes kulit (Mantoux). TBC Paru dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter.
Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu umumnya berupa: Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, Ethambutol. Pengobatan penyakit TBC membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan bisa menjadi pertimbangan, sehingga Anda tidak perlu dipusingkan dengan tanggungan biaya saat berobat nanti.
Komplikasi
TB Paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada penderita TB Paru dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Komplikasi dini:
- Pleuritis
- Efusi pleura
- Empiema
- Laryngitis
- Usus.
2. Komplikasi pada stadium lanjut:
- Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau syok hipovolemik
- Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
- Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru
- Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula/blep yang pecah
- Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan sebagainya.
TB Paru dapat menyebabkan juga bermacam-macam kelainan seperti malnutrisi, anemia, peningkatan sedimentasi eritrosit, penurunan jumlah serum albumin, hiponatremia, gangguan fungsi hepar, leukositosis dan hipokalsemia.
Pencegahan
1. Pencegahan primer merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mencegah penyakit, ketidakmampuan dan cidera. Dengan cara yakni:
- Menelan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) secara lengkap dan teratur sampai sembuh.
- Pasien TB harus menutup mulutnya dengan sapu tangan atau tisu atau tangan apabila bersin dan batuk, kemudian mencuci tangan.
- Tidak membuang dahak disembarang tempat.
- Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Pencegahan sekunder adalah aktivitas yang berhubungan dengan deteksi dini dan pengobatan. dilakukan dengan melakukan skrining untuk penemuan kasus secara dini, penanganan atau pengobatan segera bila ditemukan klien yang menderita TB Paru.
3. Pencegahan tersier adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencegah penyakit supaya tidak bertambah parah atau kronis dan tidak akan menimbulkan ketidakmampuan pada individu. Dilakukan dengan pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi suatu penyakit.
Prinsip dari pencegahan tersier adalah memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stresor melalui pendidikan kesehatan dan membantu dalam pencegahan terjadinya masalah yang sama.
- Memperbaiki standar hidup:
– Makan-makanan 4 sehat 5 sempurna
– Lengkapi rumah dengan ventilasi yang cukup
– Istirahat cukup dan teratur
– Lakukan olahraga - Peningkatan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG
- Pencegahan dengan mengobati penderita yang sakit dengan obat anti-tuberkulosis.
TB Paru dapat disembuhkan dengan minum obat secara tekun, teratur sampai habis. Ingat TOSS TBC (Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis).
Sumber
- Leaflet Puskesmas Bitung Barat Kecamatan Maesa Kota Bitung
- Leaflet Dinas Kesehatan provinsi sulut (bidang penanggulangan penyakit penyakit, wabah dan penyehatan lingkungan
- repository.unimus.ac.id
- dinkes.pasuruankab.go.id
- alodokter.com
- eprints.poltekkesjogja.ac.id
- alomedika.com
- halodoc.com
- juke.kedokteran.unila.ac.id
- eprints.undip.ac.id
Penulis: Indriany Menajang
- Penulis adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado.