ZONAUTARA.com – Pertambahan jumlah kasus Covid-19 di Sulawesi Utara (Sulut) dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan trend pertambahan yang signifikan. Hal ini memengaruhi keterisian bed ruang isolasi di Rumah Sakit (RS) rujukan pemerintah, baik RS Rujukan Utama, RS Rujukan Penunjang, RS Rujukan Pelengkap, RS Rujukan SK Bupati.
Data Dinas Kesehatan Daerah Sulut menyebutkan bahwa jumlah tempat tidur untuk ruang isolasi Covid-19 di Sulut yang ada sebanyak 1.188 bed yang terdiri dari 744 bed di RS Rujukan Utama dan RS Rujukan Penunjang ditambah 444 bed di RS Rujukan Pelengkap.
Sementara itu, sesuai data Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Sulut, kasus aktif Covid-19 hingga Selasa (15/12/2020) sebanyak 1.806 kasus. Untuk jumlah Suspek/Probable yang dirawat di RS sebanyak 515 orang dengan rincian 218 kasus suspek, 18 probable, dan 279 positif.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulut Steven Dandel mengatakan, pasien yang lain melakukan isolasi secara mandiri. Hal ini sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413/2020 bahwa kasus positif Orang Tanpa Gejala (OTG) bisa isolasi mandiri.
“Jadi tidak semua yg 1.806 kasus itu dirawat di RS. Malah aturannya, kalau OTG tidak bisa dirawat di RS,” kata Steaven, Rabu (16/12/2020).
Sebelumnya, Steaven sempat menjelaskan bahwa trend pertambahan kasus terkonfirmasi mingguan di Sulut selama 7 minggu terakhir. Terlihat adanya peningkatan mencapai 300 persen dibandingkan dengan angka pada minggu 2 bulan November 2020.
Pada periode 26 Oktober-1 November 2020 tercatat ada penambahan kasus terkonfirmasi sebanyak 219 kasus. Pada periode 2-8 November 2020 sempat turun menjadi 210 kasus. Pada periode 9-15 November 2020 naik menjadi 322 kasus.
Kemudian pada periode 16-22 November 2020 bertambah menjadi 404 kasus dan bertambah lagi pada periode 23-29 November 2020 menjadi 447 kasus. Periode 30 November-6 Desember 2020 menukik menjadi 538 kasus dan bertambah menjadi 623 kasus pada periode 7-13 Desember 2020.
“Peningkatan yang sangat signifikan ini menggambarkan adanya transmisi Covid 19 yang cukup aktif di tengah tengah masyarakat. Perlu upaya bersama dalam bentuk implementasi protokol kesehatan yang ketat untuk menekan transmisi ini. Oleh karena peningkatan yang sangat besar ini, maka berpengaruh pada jumlah keterisian ruang isolasi di RS,” jelas Steaven.