ZONAUTARA.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Jumat (26/2) tengah malam hingga Sabtu (27/2) dinihari.
Kali ini KPK menangkap Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah bersama beberapa orang lainnya. KPK belum merilis informasi kasus apa yang menjerat Nurdin.
Nurdin lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 7 Februari 1963. Dia menempuh pendidikan sampai S3 Doctor of Agriculture Kyushu Universitas Jepang pada 1994. Dia juga menjadi Guru Besar almamaternya, Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas). Dia meniti karier sebagai pengajar di Unhas dan pengusaha.
Karier politik Nurdin mendapat sorotan saat dia menjadi Bupati Bantaeng dua periode (2008-2013 dan 2013-2018). Nurdin kemudian melangkah naik menjadi Gubernur Sulawesi Selatan masa bakti 2018-2013, diusung oleh tiga parpol, yakni PKS, PDIP, dan PAN.
Nurdin juga merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dalam masa bakti 2015-2020.
Gubernur Sulawesi Selatan ini punya sederet prestasi. Profesor bidang agrikultur itu dulu adalah Bupati Bantaeng periode 2008-2018. Pada 2013, Nurdin dimasukkan dalam 19 tokoh alternatif menurut Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) yang digagas pengusaha senior Sofjan Wanandi. Ia disebut sebagai figur capres alternatif. Sejajar dengan tokoh bereputasi seperti Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, Chairul Tanjung, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Pria bergelar profesor ini juga berhasil membuat Bantaeng memenangi Piala Adipura empat tahun berturut-turut.
Pada 2015, Nurdin dianugerahi ‘Tokoh Perubahan’ oleh media Republika bersama kepala daerah lain, termasuk Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas, Din Syamsuddin, dan tokoh berprestasi lainnya. Saat pemberian penghargaan berlangsung, Taufiequrrahman Ruki, yang menjadi Ketua KPK, turut hadir bersama pejabat lainnya, termasuk Kapolri saat itu, yakni Jenderal Badrodin Haiti, hingga Ketua DPD saat itu, Irman Gusman. Nama terakhir belakangan juga kena OTT KPK.
Nurdin Abdullah juga pernah diganjar penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) pada 2017. Perkumpulan BHACA adalah organisasi nonprofit yang sadar mengenai bahaya korupsi bagi kelangsungan hidup bermasyarakat dan berbangsa. Perkumpulan itu berdiri pada 9 April 2003. Tokoh-tokoh yang pernah mendapat BHACA antara lain Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi Wali Kota Solo hingga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Pada 2020, sebagaimana dilansir Antara, Nurdin juga diberi penghargaan sebagai gubernur peduli olahraga versi Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) Pusat pada ajang Golden Award Malam Anugerah Olahraga Siwo PWI 2020 di Jakarta, 16 Desember 2020.