bar-merah

Mengenal hipospadia, kelainan kelamin sejak lahir seperti dialami Aprilia Manganang

gender
Ilustrasi dari Freepik.com

ZONAUTARA.com – Atlet voli Indonesia, Aprilia Manganang sedang ramai diperbincangkan. Adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal Andika Perkasa yang mendeklarasikan jenis kelamin Aprilia Manganang sebagai seorang pria.

Selama ini Aprilia dikenal sebagai atlet voli putri. Ia selalu bertanding untuk tim voli putri. Aprilia termasuk atlet berprestasi, sudah berbagai penghargaan yang dia raih dalam keikutsertaannya di berbagai kejuaraan untuk beberapa club yang dia bela.

Bermula dari kecurigaan KSAD Andika Perkasa terhadap kelainan fisik Aprilia, dia lalu meminta Aprilia untuk diperiksa kesehatannya secara lengkap. Lewat pemeriksaan itu KSAD Andika Perkasa mengumumkan bahwa Sersan TNI Aprilia Manganang adalah laki-laki.

Kini TNI AD tengah membantu Aprilia menjalani corrective surgery untuk mempertegas jenis kelaminnya.

Lalu apa itu Hipospadia? berikut beberapa penjelasannya.

Kelainan bawaan

Dikutip dari Mayo Clinic, hipospadia adalah kelainan bawaan sejak lahir yang ditandai dengan lubang urethra berada di bagian bawah penis, bukan di ujung seperti pada umumnya. Urethra merupakan saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih.

“Pada beberapa anak dengan hipospadia, testis mungkin tidak sepenuhnya turun ke skrotum (kantong buah zakar),” tulis the Centers of Disease Control and Prevention (CDC).

Gejala dan penyebab

Pada hipospadia, posisi bukaan urethra bisa ada di mana saja. Bisa di pangkal penis, bahkan pada beberapa kasus ada di bawah skrotum. Beberapa gejala yang muncul atau bisa menyertai adalah bentuk penis melengkung ke bawah (chordee), juga bentuk kulup (kulit yang menutupi ujung penis) tidak menutupi kepala penis dengan sempurna Percikan urine tidak normal saat buang air kecil

Seperti halnya kelainan bawaan lahir lainnya, para ahli tidak bisa memastikan penyebab pasti hipospadia. Dikutip dari WebMD, beberapa kemungkinan penyebab adalah:

Genetik: Beberapa sindrom genetik dikaitkan dengan kelainan ini. Selain itu, orang tua yang punya riwayat hipospadia punya kemungkinan lebih besar punya keturunan dengan kelainan serupa.

Terapi tertentu: Terapi hormon tertentu untuk membantu kehamilan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko hipospadia.

Usia dan berat badan ibu saat hamil: Risiko melahirkan anak dengan hipospadia lebih tinggi pada ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun dan berat badan berlebih atau obesitas. Riwayat diabetes juga meningkatkan risiko.

Paparan racun: Rokok dan pestisida termasuk di antaranya.

Operasi untuk hipospadia

Pada beberapa kasus yang ringan, hipospadia tidak membutuhkan operasi. Namun pada beberapa kasus, dibutuhkan corrective surgery untuk memperbaiki posisi bukaan urethra dan meluruskan bentuk penis.

Beberapa kasus hipospadia hanya butuh satu kali corrective surgery, tetapi sebagian membutuhkan beberapa kali operasi.

| Detik.com



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com