ZONAUTARA.com – Telur, khususnya telur ayam telah menjadi salah satu makanan favorit bagi masyarakat Indonesia. Telur tidak saja disajikan sebagai menu makanan, tetapi telur juga bisa menjadi salah satu bahan pembuatan kue dan berbagai jenis kuliner lainnya.
Telur bisa diperoleh dengan memelihara ayam di rumah atau lewat peternakan skala kecil, membelinya di pasar atau swalayan. Jika mengambil telur dari ayam yang dipelihara sendiri, kecil kemungkinan kita mendapatkan telur berkualitas jelek. Lain halnya jika kita membeli telur, tidak semua yang dijual adalah telur berkualitas baik.
Lalu bagaimana memilih telur yang berkualitas baik? Dosen Institut Pertanian Bogor dari Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Dr Drh Trioso Purnawarman, menguraikan tips memilih telur yang baik.
Dikutip dari detik.com, menurut Trioso telur mudah rusak karena kadar protein yang tinggi, pH yang normal, dan kandungan air yang cukup tinggi sehingga digemari oleh bakteri patogen.
Di samping itu, telur memiliki potensi bahaya, seperti membawa penyakit yang diturunkan dari ayam yang sakit. Sehingga bila tidak diolah hingga matang akan mengakibatkan masalah pada kesehatan.
Belum lagi terdapat bahaya kimia akibat pengobatan unggas dengan pemberian antiobiotik sehingga di dalamnya terdapat residu antibiotik yang dapat menimbulkan reaksi alergi.
Trioso memberi penjelasan struktur telur yang kompleks terdiri dari kulit telur, kuning telur, dan putih telur. Kulit telur dan putih telur dapat bertindak sebagai pelindung fisik dan kimia. Membran serta lapisan kutikula pada kulit telur dapat menghambat proses kerusakan telur.
“Telur ini memiliki perlindungan fisik dan perlindungan kimia. Secara umum, yang perlu kita ketahui tentang telur yakni pelindung yang paling kuat dan utama dalam ketahanan telur adalah kutikula. Kemudian selaput-selaput,” ujar Trioso seperti yang disampaikan dalam keterangan tertulis pada wartawan, Minggu (11/4/2021).
Saat merebus telur, setelah dibuka ada selaput yang menempel pada kulit telur atau outer cell membrane dan selaput yang menempel pada putih telur atau inner cell membrane.
“Bila kita bisa menemukan kedua selaput tersebut, ini menandakan bahwa telur tersebut masih baru. Beda kalau sudah tidak fresh lagi, akan sulit dikelupas,” kata Trioso yang juga pakar higiene telur dan higiene pangan IPB ini.
Mengetahui cara pilih telur baik dan berkualitas juga penting karena bisa saja ada yang berasal dari unggas yang sakit. Telur dari unggas sakit, kondisi putih telur yang kental tidak akan pernah ditemukan walaupun telur masih fresh.
Lalu bagaimana cara pilih telur yang berkualitas baik dengan melihat kondisi fisik telur. Menurut Trioso ada sejumlah ciri misalnya, tidak terlihat retak maupun retak halus karena kuman dapat mudah masuk.
Kemudian memilih telur bentuknya normal, kulit telur utuh dan halus, warnanya homogen yakni coklat, serta tidak kasar pada ujung tumpul dan lancipnya. Bila kasar pada ujung tumpul dan lancipnya biasanya disebabkan karena berasal dari ayam berusia menjelang di-afkir sekitar 80-90 minggu.
Masyarakat juga perlu menghindari telur yang bobotnya agak berat dan kerabang atau cangkangnya tipis, serta warnanya tidak terlalu coklat. Tidak kalah penting, warnanya harus homogen karena ketidakseragaman warna pada telur menandakan bahwa telur berasal unggas tidak sehat, manajemen kurang baik, maupun terkait masalah usia.
Di samping itu, penting untuk memilih telur yang isinya kompak, kental, kuning telur masih dilindungi dan dikelilingi oleh putih telur yang kental, tidak ada bintik-bintik darah dan tidak berbau.