ZONAUTARA.com – Polri terus mengembangkan aksi teroris pasangan suami istri yang meledakan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Hingga kini Detaseman Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Mabes Polri sudah menangkap sebanyak 52 orang terkait peristiwa itu.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu (23/3/2021), pasangan suami istri L dan YSF melakukan aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Keduanya tewas dalam aksi tersebut.
Dari 52 orang yang sudah tangkap oleh Densus 88 itu, 45 orang pria dan 7 wanita.
“Tentunya ini suatu jumlah yang cukup besar, bisa dikatakan rekor dalam satu penanganan atau kejadian ledakan bom sampai ditangkap sebanyak 52 orang,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan, Kamis (29/4/2021), dikutip dari Detik.com.
Dari 52 orang yang ditangkap, 51 terduga teroris ditangkap di wilayah Sulsel mulai dari Maros, Gowa, hingga Kota Makassar. Sementara 1 orang lainnya ditangkap di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Dari 52 ini yang saya sampaikan 7 wanita, kemudian 45 laki-laki. Sebagian besar kita amankan di Sulawesi Selatan. Makassar, Gowa, Maros sekitarnya. Ada satu tangkapan ke 45 kemarin itu diamankan di Poso Sulawesi Tengah,” jelas Zulpan.
Data terakhir yang disampaikan kepolisian pada Senin (26/4) adalah 43 orang. Tiga hari berselang, Kamis (29/4), jumlahnya terus meningkat hingga 52 orang alias terjadi penambahan 9 terduga teroris.
“Ini jaringan yang sama. Kelompok Vila Mutiara Kemudian aktif di JAD dan ISIS kemudian tentunya mereka saling mengenal. Kita sudah punya data markas atau penyikapan 1 kelompok yang sering berkomunikasi dan tentunya yang diamankan saat ini adalah orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan peledakan bom di Gereja Katedral,” kata Zulpan.
Terkait banyaknya terduga teroris yang ditangkap, Zulpan menyebut Densus akan terus menyelidiki jaringan pasutri L dan YSF.
“Jadi kita tidak berhenti kepada pelaku utama yang sudah meninggal dunia di TKP saudara L dan YSF. Tetapi pihak-pihak lain sesuai kesepakatan bapak Presiden RI dan Polri kita akan bekerja keras untuk menuntaskan kasus ini. Siapapun yang berperan kita akan minta pertanggungjawabannya kepada semua pihak sampai ke akar-akarnya,” katanya.
Disinggung soal adanya barang bukti sejumlah senjata api yang turut diamankan, Zulpan membenarkan namun enggan merinci.
“Barang bukti yang diamankan, secara umum handphone, buku-buku amaliah atau buku jihad yang mengarah ke radikalisme. Ya ada senjata api rakitan ada senjata tajam dan sebagainya,” katanya. (Detik.com)