ZONAUTARA.com – Kesimpulan dari film Outside the Wire ini sebenarnya menceritakan tentang perang robot dan juga drone yang mampu dikendalikan dari jarak jauh.
Cerita film ini berpusat pada upaya menjaga kedamaian ketika tentara bayaran Rusia melakukan intervensi militer.
Militer Amerika pun tak tinggal diam dengan mengirimkan pasukannya ke wilayah Ukraina.
Di antara pasukan yang dikirim, ada seorang pilot drone yang dialihtugaskan menjadi petugas lapangan karena dianggap membelot.
Kemudian ia berada dalam pengawasan kapten barunya yang bernama Leo, seorang tentara android rahasia.
Pada tahun 2036, tentara bayaran Rusia melakukan intervensi militer. Amerika Serikat tak tinggal diam dengan mengirim pasukannya ke Ukraina untuk menjaga kedamaian.
Dalam sebuah misi, seorang pilot drone, Thomas Harp (Damson Idris), memutuskan untuk tidak mendengarkan perintah karena memiliki misi tersendiri untuk menyelamatkan lebih banyak pasukan.
Karena dianggap telah membelot, Harp dipindahkan tugas ke medan perang, medan yang belum pernah Ia hadapi secara langsung sebelumnya.
Ia kemudian bertemu dengan kapten barunya, Leo (Anthony Mackie), tentara android yang menyerupai manusia, misi rahasia dari militer Amerika.
“Outside The Wire” merupakan film action-mecha garapan sutradara Mikael Hafstrom, ditulis oleh Rob Yescombe. Film ini memadukan tema perang dengan mecha, seperti “Transformers”, dimana pasukan robot dan drone yang bisa dikemudikan dari jarak jauh.
Ada pula referensi yang cukup serupa dengan “I, Robot” (2004), dimana ada satu karakter tentara android rahasia, Leo, dengan teknologi pemikiran dan fisik spesial dibandingkan dengan robot-robot lain. Namun, membuat film perang tema mecha dengan latar masa depan lebih dari sekedar menghadirkan objek-objek tersebut.
Tema mecha yang kurang matang
Kita bisa melihat visi sutradara untuk menghadirkan film bertema perang di masa depan yang epic melalui film ini. “Outside The Wire” memiliki pasukan robot ‘Gumps’, drone, manusia android, hingga lokasi ala dystopian cyberpunk yang suram.
Namun, setiap objek maupun subjek yang dihadirkan dalam film ini tidak dibekali dengan esensi maupun prinsip yang kuat. Misalnya, bagaimana cara kerja ‘Gumps’, lalu mengapa masih perlu mengirim tentara manusia jika sudah memiliki ‘Gumps’ dan drone? Begitu pula situasi dunia dystopia yang sedang dalam perang.
Dengan judul “Outside The Wire”, seharusnya ada perbedaan antara wilayah ‘inside the wire’ dengan dunia luar dimana tampaknya hendak digaris bawahi sebagai pengalaman pertama sang protagonis, Harp.
Dalam segi CGI, film ini sudah cukup memberikan penampakan robot dan tubuh android Leo yang bisa diterima secara teknis. Ada beberapa pergerakan robot juga ditampilkan cukup mulus. Adegan-adegan ledakan, lokasi syuting dengan aktor masal pun sudah terlihat otentik. Namun tidak ada sinematografi spesial atau scoring yang menggugah.
Sebagai film laga perang dengan tema mecha, film ini seharusnya tidak membuat penonton mengantuk, bukan? Pola plotnya cukup repetitif; Leo dan Harp masuk dalam situasi baku tembak, Leo dan Harp berbicara di tengah perjalanan. Ada adegan yang seharusnya menjadi plot twist juga tidak dihadirkan untuk membuat kita terkejut.
Penokohan karakter lemah, akting protagonis tidak emosional
Leo dan Harp merupakan dua karakter utama dengan bekal latar belakang yang bisa kita tangkap dari awal. Harp adalah pilot drone yang tidak pernah menjalankan misi lapangan, kemudian Leo adalah tentara android rahasia.
Leo, sebagai android tampaknya hendak dihadirkan sebagai karakter dengan kemampuan berbeda dari tentara manusia. Ada alasan mengapa android ini dihadirkan sebagai aset militer Amerika. Namun, penonton tidak akan dibuat yakin bahwa Leo berbeda dengan manusia, sepanjang film juga Ia tampil dengan fisik seperti manusia dan berinteraksi seperti manusia.
Hanya kemampuan fisiknya yang tahan banting saja ditonjolkan. Jika memang maksudnya hendak menampilkan teknologi android yang mendekati manusia, tetap harus ada hint tertentu yang memberikan identitas bahwa karakter ini bukan manusia.
Salah satu desain robot mendekati manusia yang diberi penokohan sempurna adalah Ava pada film “Ex Machina” (2014).
Harp sebagai protagonist dalam film ini secara kualitas akting juga tidak memberikan penampilan terbaiknya. Ia dibekali beberapa latar belakang emosional, namun kita tidak akan melihat emosi dalam aktinya.
Secara keseluruhan, “Outside The Wire” merupakan film perang bertema mecha yang hanya memiliki robot dan drone, tak lebih dari itu.
Latar waktu masa depan yang telah dihadirkan dalam film ini juga tidak memberikan vibe tersebut. Penonton tidak akan dibuat yakin bahwa ada sebuah tentara android bernama Leo di masa depan, ketika perang mulai memanfaatkan teknologi mutakhir.