ZONAUTARA.COM – Berkenaan dengan penurunan harga tes PCR menjadi maksimal Rp550 ribu, semestinya harga rapid test antigen juga dapat diturunkan hingga Rp60 ribu.
Hal tersebut berdasarkan pendapat seorang Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman
Pasalnya, menurut Dicky, harga rapid antigen satuannya berkisar antara 4 hingga 5 dolar saja.
“Rapid tes antigen itu juga harusnya turun Rp60-90 ribu, karena sudah ada yang 5 dolar juga kan dengan akurasi yang tinggi,” kata Dicky, Senin (16/8).
Tak hanya itu, menurut Dicky, tes berbayar semestinya hanya diperuntukkan bagi pelaku perjalanan untuk keperluan pribadi. Sedangkan, untuk kepentingan tracing kontak erat tetap harus gratis dari pemerintah.
“Kalau mau serius mengendalikan pandemi ini ya strategi testing untuk intervensi public healthnya ini harus gratis, nol rupiah, artinya subsidi pemerintah baik rapid tes antigen dan PCR, negara yang berhasil mengendalikan pandemi ini umumnya seperti itu, Vietnam dan Thailand misalnya,” ungkap Dicky.
Diketahui, Presiden Jokowi meminta agar harga maksimal tes swab PCR (polymerase chain reaction) sebagai standar tertinggi tes Covid-19 turun ke Rp450 ribu dan maksimal Rp550 ribu.
Selain itu Jokowi juga meminta hasil tes PCR dapat diketahui maksimal 1×24 jam.
Kendati demikian, hingga saat ini presiden Jokowi hanya mengumpulkan mengenai harga tes swab PCR. Sedangkan, untuk harga rapid test antigen belum ada rekomendasi perubahan harga.